Sepakbola merupakan salah satu contact sports yang rawan menimbulkan cedera karena melibatkan kontak fisik yang tinggi antarpemainnya, menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Sport Medicine, Injury and Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Grace Joselini Corlesa, Sp.KO.
"Kontak fisik yang keras dapat terjadi hampir setiap saat, ketika pemain menggiring bola, merebut bola dengan kaki atau beradu kepala di udara, sampai ketika menendang bola ke gawang," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Rabu.
Grace mengatakan, pesepakbola dapat mengalami cedera ringan, seperti memar atau lecet, cedera pada ligamen, otot, tendon, sendi, tulang, hingga cedera kepala.
Selain kontak fisik antar pemain, cedera pada pesepakbola dapat terjadi karena gerakan pemain yang terlalu cepat, mendarat setelah melompat dengan posisi yang salah, atau gerakan menendang bola yang kurang tepat.
Baca juga: Cegah cedera olahraga dengan pemanasan yang tepat
Selain itu, latihan berlebihan dan kurang istirahat, kondisi lapangan kurang memadai, hingga kurang pemanasan dan pendinginan juga dapat menjadi faktor penyebab cedera.
Di antara sejumlah cedera yang kerap dialami pesepakbola, cedera ligamen salah satunya. Ini merupakan cedera anterior cruciate ligaments (ACL), yakni ligamen penahan persendian lutut. Cedera ACL disebabkan ketika pemain bergerak terlalu cepat, atau gerakan memutar lutut yang tiba-tiba.
Masa penyembuhan cedera ACL yang memakan waktu lama antara 6 bulan hingga 3 tahun, menjadi alasan mengapa cedera ini adalah momok para pesepakbola dan pegiat olahraga.
Selain ACL, ada pula ankle sprain. Cedera keseleo pada pergelangan kaki ini terjadi akibat ligamen teregang atau robek karena kaki tertekuk ke dalam atau ke luar saat menumpu atau kaki terpelintir.
Cedera lainnya yakni strain yang merupakan robek atau meregangnya otot. Otot yang kerap mengalami cedera strain ini adalah otot hamstring yang membentang dari bagian bawah bokong hingga bagian belakang lutut. Gerakan berlari, mengejar bola, dan berhenti yang terus menerus dalam sepak bola dapat menyebabkan cedera pada otot ini.
Pesepakbola juga dapat mengalami cedera tendon. Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan otot ke tulang. Pada olahraga sepakbola, cedera tendon dapat mengenai tendon lutut atau tendon pergelangan kaki bagian belakang (tendon achiles). Kondisi ini dapat terjadi akibat jatuh langsung pada lutut atau mendarat dengan keras ketika melompat.
Robekan meniskus juga dapat dialami pesepakbola. Meniskus berfungsi sebagai bantalan untuk sendi lutut. Robekan pada meniskus ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak, serta keterbatasan gerak. Cedera ini sering disebabkan oleh gerakan memutar lutut secara tiba-tiba.
Dislokasi atau terlepasnya sendi dari tempat yang seharusnya juga bisa terjadi, akibat hantaman keras antar pemain. Pada keadaan ini dapat timbul gejala berupa rasa nyeri, kesulitan bergerak, terjadi penurunan kekuatan pada area yang terlibat, dan dapat tampak adanya bentuk sendi yang tidak seharusnya.
Selain itu, Runner’s Knee atau cedera lutut. Kondisi ini menyebabkan tulang rawan di bawah tempurung lutut rusak. Kerusakan dapat disebabkan karena adanya benturan pada lutut atau overuse injury pada lutut.
Cedera lain yang juga dapat dialami pesepakbola yakni shin splints. Grace mengatakan, timbulnya nyeri di bagian tulang kering bagian bawah, seringkali terjadi saat latihan fisik atlet sepakbola.
Kondisi ini dapat terjadi akibat berlatih menggunakan alas kaki yang tidak tepat. Keretakan ringan pada tulang juga sering kali merupakan akibat dari pergerakan kaki yang berlebihan atau dampak berulang pada tulang, terutama bagi pemain sepakbola.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kontak fisik yang keras dapat terjadi hampir setiap saat, ketika pemain menggiring bola, merebut bola dengan kaki atau beradu kepala di udara, sampai ketika menendang bola ke gawang," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Rabu.
Grace mengatakan, pesepakbola dapat mengalami cedera ringan, seperti memar atau lecet, cedera pada ligamen, otot, tendon, sendi, tulang, hingga cedera kepala.
Selain kontak fisik antar pemain, cedera pada pesepakbola dapat terjadi karena gerakan pemain yang terlalu cepat, mendarat setelah melompat dengan posisi yang salah, atau gerakan menendang bola yang kurang tepat.
Baca juga: Cegah cedera olahraga dengan pemanasan yang tepat
Selain itu, latihan berlebihan dan kurang istirahat, kondisi lapangan kurang memadai, hingga kurang pemanasan dan pendinginan juga dapat menjadi faktor penyebab cedera.
Di antara sejumlah cedera yang kerap dialami pesepakbola, cedera ligamen salah satunya. Ini merupakan cedera anterior cruciate ligaments (ACL), yakni ligamen penahan persendian lutut. Cedera ACL disebabkan ketika pemain bergerak terlalu cepat, atau gerakan memutar lutut yang tiba-tiba.
Masa penyembuhan cedera ACL yang memakan waktu lama antara 6 bulan hingga 3 tahun, menjadi alasan mengapa cedera ini adalah momok para pesepakbola dan pegiat olahraga.
Selain ACL, ada pula ankle sprain. Cedera keseleo pada pergelangan kaki ini terjadi akibat ligamen teregang atau robek karena kaki tertekuk ke dalam atau ke luar saat menumpu atau kaki terpelintir.
Cedera lainnya yakni strain yang merupakan robek atau meregangnya otot. Otot yang kerap mengalami cedera strain ini adalah otot hamstring yang membentang dari bagian bawah bokong hingga bagian belakang lutut. Gerakan berlari, mengejar bola, dan berhenti yang terus menerus dalam sepak bola dapat menyebabkan cedera pada otot ini.
Pesepakbola juga dapat mengalami cedera tendon. Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan otot ke tulang. Pada olahraga sepakbola, cedera tendon dapat mengenai tendon lutut atau tendon pergelangan kaki bagian belakang (tendon achiles). Kondisi ini dapat terjadi akibat jatuh langsung pada lutut atau mendarat dengan keras ketika melompat.
Robekan meniskus juga dapat dialami pesepakbola. Meniskus berfungsi sebagai bantalan untuk sendi lutut. Robekan pada meniskus ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak, serta keterbatasan gerak. Cedera ini sering disebabkan oleh gerakan memutar lutut secara tiba-tiba.
Dislokasi atau terlepasnya sendi dari tempat yang seharusnya juga bisa terjadi, akibat hantaman keras antar pemain. Pada keadaan ini dapat timbul gejala berupa rasa nyeri, kesulitan bergerak, terjadi penurunan kekuatan pada area yang terlibat, dan dapat tampak adanya bentuk sendi yang tidak seharusnya.
Selain itu, Runner’s Knee atau cedera lutut. Kondisi ini menyebabkan tulang rawan di bawah tempurung lutut rusak. Kerusakan dapat disebabkan karena adanya benturan pada lutut atau overuse injury pada lutut.
Cedera lain yang juga dapat dialami pesepakbola yakni shin splints. Grace mengatakan, timbulnya nyeri di bagian tulang kering bagian bawah, seringkali terjadi saat latihan fisik atlet sepakbola.
Kondisi ini dapat terjadi akibat berlatih menggunakan alas kaki yang tidak tepat. Keretakan ringan pada tulang juga sering kali merupakan akibat dari pergerakan kaki yang berlebihan atau dampak berulang pada tulang, terutama bagi pemain sepakbola.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023