Komoditas harga cabe di Pasar Sibolga Nauli menjelang perayaan Natal 2022 dan tahun baru 2023, mengalami kenaikan, cabe rawit tembus Rp. 70.000 per kilogram.
Mujur Situmeang, salah seorang pedagang cabai dan bumbu dapur, saat ditemu di lapak dagangannya di Pasar Sibolga Nauli, Rabu (21/12) mengatakan,harga cabai gak normal, harganya berbeda setiap hari, kadang mau naik Rp10.000 sampai dengan Rp20.000 per kilogram.
"Bulan ini bukan hanya cabe saja yang mengalami kenaikan, tomot juga sebelumnya Rp 7.000 per kilogram sekarang menjadi Rp13.000 per kilogram," katanya.
Menurut Mujur, pasokan komoditas cabai yang dia jual tersebut didatangkan dari Kabupaten Toba. Cabai rawit hijau yang mengalami lonjakan kenaikan paling tinggi, sebelumnya Rp40.000 per kilogram, sekarang sudah naik jadi Rp70.000 per kilogram.
"Cabai merah sebelumnya kita jual per kilogram Rp 28.000 dan sekarang harganya mencaai Rp 38.000 per kilogram, kenaikan harga cebe dipengaruhi faktor cuaca," ujarnya.
Hal yang senada juga disampaikan Boru Sinaga salah seorang pedagang, untuk komoditas bumbu dapur lainnya terutama kelompok bawang harganya bertahan normal. Bawang merah Rp32.000 per kilogram, bawang putih Rp18.000 per kilogram dan bumbu masak lainnya juga tidak ada kenaikan.
"Saya heran, di tengah kenaikan harga cabai tersebut, pembeli yang datang ke Pasar Sibolga Nauli malah cenderung menurun. tidak tahu apa sebabnya. Mungkin karena harganya naik atau karena faktor lain," ucapnya.
Lanjutnya, saat pembeli berkurang, dikarenakan masih adanya pedagang pasar Sibolga Nauli yang berjualan di luar gedung Pasar Sibolga Nauli
"Bagaimana pembeli mau masuk ke pasar kalau semua kebutuhannya ada dijual di luar gedung pasar ini. saya berharap pedagang yang berjualan di luar gedung Pasar Sibolga Nauli tersebut ditertibkan, sehingga pedagang seperti mereka yang berada di dalam gedung bisa kebagian rezeki," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Mujur Situmeang, salah seorang pedagang cabai dan bumbu dapur, saat ditemu di lapak dagangannya di Pasar Sibolga Nauli, Rabu (21/12) mengatakan,harga cabai gak normal, harganya berbeda setiap hari, kadang mau naik Rp10.000 sampai dengan Rp20.000 per kilogram.
"Bulan ini bukan hanya cabe saja yang mengalami kenaikan, tomot juga sebelumnya Rp 7.000 per kilogram sekarang menjadi Rp13.000 per kilogram," katanya.
Menurut Mujur, pasokan komoditas cabai yang dia jual tersebut didatangkan dari Kabupaten Toba. Cabai rawit hijau yang mengalami lonjakan kenaikan paling tinggi, sebelumnya Rp40.000 per kilogram, sekarang sudah naik jadi Rp70.000 per kilogram.
"Cabai merah sebelumnya kita jual per kilogram Rp 28.000 dan sekarang harganya mencaai Rp 38.000 per kilogram, kenaikan harga cebe dipengaruhi faktor cuaca," ujarnya.
Hal yang senada juga disampaikan Boru Sinaga salah seorang pedagang, untuk komoditas bumbu dapur lainnya terutama kelompok bawang harganya bertahan normal. Bawang merah Rp32.000 per kilogram, bawang putih Rp18.000 per kilogram dan bumbu masak lainnya juga tidak ada kenaikan.
"Saya heran, di tengah kenaikan harga cabai tersebut, pembeli yang datang ke Pasar Sibolga Nauli malah cenderung menurun. tidak tahu apa sebabnya. Mungkin karena harganya naik atau karena faktor lain," ucapnya.
Lanjutnya, saat pembeli berkurang, dikarenakan masih adanya pedagang pasar Sibolga Nauli yang berjualan di luar gedung Pasar Sibolga Nauli
"Bagaimana pembeli mau masuk ke pasar kalau semua kebutuhannya ada dijual di luar gedung pasar ini. saya berharap pedagang yang berjualan di luar gedung Pasar Sibolga Nauli tersebut ditertibkan, sehingga pedagang seperti mereka yang berada di dalam gedung bisa kebagian rezeki," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022