Kepala KPw BI Sibolga, Yuliansah Andrias bersama pegawai panen cabai merah di komplek kantor, Selasa (29/11).
Cabai merupakan komoditas penyumbang inflasi hasil dari program urban farming yang sejak beberapa waktu lalu digiatkan BI lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Pada kesempatan tersebut, Kepala KPw BI SibolgaYuliansah Andrias menyampaikan apresiasi dan komitmen pegawai BI Sibolga menggiatkan program urban farming tersebut dengan memanfaatkan lahan terbuka. Sebagai percontohan, penanaman cabai dilakukan di areal perkantoran dan juga di pekarangan rumah pegawai BI Sibolga.
“Alhamdulillah, kurang lebih 4 bulan kita sudah panen, bibit cabai ditanam pada 16 Agustus 2022 lalu dan pada hari ini, 29 November 2022 sudah dapat kita panen," kata Yuliansah
Masih katanya, kedepannya hal ini dapat terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga bisa dilakukan dengan tanaman holtikultura secara mandiri di pekarangan rumah masing-masing.
"Program urban farming telah memberi pengaruh terhadap penurunan harga cabai sejak Oktober 2022 lalu. Permintaan masyarakat terhadap cabai relatif terkendali, bersamaan sejumlah daerah di wilayah kerja BI Sibolga melakukan panen cabai, sehingga ketersediaan komoditi mencukupi," Ucapnya
Ia juga mengatakan, salah satu tugas Bank Indonesia adalah memelihara dan menjaga kestabilan nilai rupiah, terkhusus kestabilan nilai barang dan jasa, dalam hal ini salah satu contohnya adalah kestabilan harga barang khusus komoditi cabai.
"Cabai sendiri di Sibolga cukup memberi pengaruh terhadap tinggi rendahnya inflasi, kususnya kebutuhan pangan di rumah tangga. Jadi kombinasi antara perilaku masyarakat melalui gerakan GNPIP, ditambah kondisi suplainya yang mulai bagus, tentu mendorong harga cabai turun," Katanya
Ikut dalam kegiatan itu, Deputi Kepala KPw BI Sibolga, Jontaruli Sidabalok; Kepala Unit Management Intern BI Sibolga, I Nyoman Sudarta, dan puluhan pegawai lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Cabai merupakan komoditas penyumbang inflasi hasil dari program urban farming yang sejak beberapa waktu lalu digiatkan BI lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Pada kesempatan tersebut, Kepala KPw BI SibolgaYuliansah Andrias menyampaikan apresiasi dan komitmen pegawai BI Sibolga menggiatkan program urban farming tersebut dengan memanfaatkan lahan terbuka. Sebagai percontohan, penanaman cabai dilakukan di areal perkantoran dan juga di pekarangan rumah pegawai BI Sibolga.
“Alhamdulillah, kurang lebih 4 bulan kita sudah panen, bibit cabai ditanam pada 16 Agustus 2022 lalu dan pada hari ini, 29 November 2022 sudah dapat kita panen," kata Yuliansah
Masih katanya, kedepannya hal ini dapat terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga bisa dilakukan dengan tanaman holtikultura secara mandiri di pekarangan rumah masing-masing.
"Program urban farming telah memberi pengaruh terhadap penurunan harga cabai sejak Oktober 2022 lalu. Permintaan masyarakat terhadap cabai relatif terkendali, bersamaan sejumlah daerah di wilayah kerja BI Sibolga melakukan panen cabai, sehingga ketersediaan komoditi mencukupi," Ucapnya
Ia juga mengatakan, salah satu tugas Bank Indonesia adalah memelihara dan menjaga kestabilan nilai rupiah, terkhusus kestabilan nilai barang dan jasa, dalam hal ini salah satu contohnya adalah kestabilan harga barang khusus komoditi cabai.
"Cabai sendiri di Sibolga cukup memberi pengaruh terhadap tinggi rendahnya inflasi, kususnya kebutuhan pangan di rumah tangga. Jadi kombinasi antara perilaku masyarakat melalui gerakan GNPIP, ditambah kondisi suplainya yang mulai bagus, tentu mendorong harga cabai turun," Katanya
Ikut dalam kegiatan itu, Deputi Kepala KPw BI Sibolga, Jontaruli Sidabalok; Kepala Unit Management Intern BI Sibolga, I Nyoman Sudarta, dan puluhan pegawai lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022