Kejuaraan Nasional (Kejurnas) cabang olahraga gulat untuk tingkat senior tahun 2022 bertajuk ‘Puan Maharani Cup’ telah resmi dimulai pada 28 November hingga 1 Desember di Medan, Sumatera Utara.
Ketua Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) Trimedya Panjaitan di Medan, Senin, mengatakan kejurnas tersebut merupakan tahapan seleksi sekaligus pencarian bakat pegulat masa depan bagi Indonesia.
Trimedya berharap para atlet dari sejumlah provinsi bisa menampilkan performa terbaik di atas matras.
“Gulat ini sudah cukup lama tidak melakukan kejurnas. Ini kita harapkan menjadi tonggak awal. Kita berharap lahir atlet – atlet handal dari kejurnas ini dan pelaksanaan pertandingan fair dan tidak ada wasit main mata dengan provinsi tertentu sehingga ada kemajuan cabor gulat ini,” ujarnya usai membuka secara resmi kejurnas gulat di Pardede Hall, Medan.
Setidaknya ada dua target utama yang menjadi akhir dari pelaksanaan kejurnas kali ini. Pertama adalah mempersiapkan atlet yang akan masuk dalam program atlet PPLP dengan melakukan penjaringan atlet muda di sekolah – sekolah.
Kemudian kejurnas sekaligus persiapan bagi pegulat senior untuk menghadapi SEA Games 2023 di Kamboja.
“Dari sini ujungnya adalah seleksi untuk atlet yang mau kita kirim ke SEA Games Kamboja tahun depan (2023). Kita berharap tahun depan di Kamboja gulat bisa meraih medali emas, karena kemarin (SEA Games 2021) hanya 3 perak. Syukur – syukur kita bisa meraih 3 medali emas di SEA Games Kamboja,” kata Trimedya.
Sementara Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menilai potensi Indonesia untuk melahirkan atlet berprestasi tidak kalah dengan negara lain. Namun dibutuhkan keseriusan pengurus di masing – masing cabang olahraga untuk melakukan pembinaan atlet sejak usia dini.
“275 juta penduduk kita, masa kita kalah sama Belgia yang hanya 350 ribu. Kalah dengan Singapura dan negara – negara lain. Kita punya potensi untuk ini, kalau ditangani dengan baik kita akan menjadi orang – orang yang akan berprestasi,” katanya.
Secara khusus, Edy juga berharap atlet Sumut bisa bersaing memperebutkan medali pada ajang kejurnas kali ini. Apalagi, ini sebagai pembuktian awal bagi pegulat Sumut sebelum akhirnya tampil pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Sumut dan Aceh.
“Pengprov PGSI Sumut juga melirik dan melihat mana-mana yang harus bisa dipelajari untuk dapatkan prestasi. Inilah di gulat, dan tempat – tempat yang lain sudah dilakukan. Harus optimis, kita harus berbuat yang terbaik untuk Indonesia ini,” harap Edy.
Sementara Ketua Pengprov PGSI Sumut, Darma Wijaya mengatakan, ajang kejurnas kali ini diikuti oleh 170 atlet dan official dari utusan 21 provinsi di Indonesia. Salah satu target yang ingin dicapai oleh tuan rumah yakni melihat sejauh mana kesiapan Sumut bisa menjadi tuan rumah yang baik menjelang PON 2024.
"Acara ini juga terangkai dalam dua kegiatan, yaitu penataran wasit dan pelatih (26-27 november) dan kejurnas gulat senior (28 November -1 Desember). Ini merupakan ajang uji coba bagi atlet gulat untuk persiapan diri menghadapi SEA Games 2023, dan PON Aceh - Sumut 2024. Tentu ini sarana pembelajaran diri sebagai tuan rumah PON 2024,” jelas Darma.
Adapun 21 Pengprov PGSI yang tampil pada kejurnas tahun ini, yakni PGSI Aceh, Bali, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, dan Jawa Barat. Kemudian Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kalimantan Utara, lalu Bangka Belitung, Kepri, Lampung, Papua, Riau, Sumbar, Sumsel, dan tuan rumah Sumut.
Sedangkan pada kejurnas tahun ini mempertandingkan 25 kelas, yakni gaya bebas putra/ putri dan gaya greco putra/ putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Ketua Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) Trimedya Panjaitan di Medan, Senin, mengatakan kejurnas tersebut merupakan tahapan seleksi sekaligus pencarian bakat pegulat masa depan bagi Indonesia.
Trimedya berharap para atlet dari sejumlah provinsi bisa menampilkan performa terbaik di atas matras.
“Gulat ini sudah cukup lama tidak melakukan kejurnas. Ini kita harapkan menjadi tonggak awal. Kita berharap lahir atlet – atlet handal dari kejurnas ini dan pelaksanaan pertandingan fair dan tidak ada wasit main mata dengan provinsi tertentu sehingga ada kemajuan cabor gulat ini,” ujarnya usai membuka secara resmi kejurnas gulat di Pardede Hall, Medan.
Setidaknya ada dua target utama yang menjadi akhir dari pelaksanaan kejurnas kali ini. Pertama adalah mempersiapkan atlet yang akan masuk dalam program atlet PPLP dengan melakukan penjaringan atlet muda di sekolah – sekolah.
Kemudian kejurnas sekaligus persiapan bagi pegulat senior untuk menghadapi SEA Games 2023 di Kamboja.
“Dari sini ujungnya adalah seleksi untuk atlet yang mau kita kirim ke SEA Games Kamboja tahun depan (2023). Kita berharap tahun depan di Kamboja gulat bisa meraih medali emas, karena kemarin (SEA Games 2021) hanya 3 perak. Syukur – syukur kita bisa meraih 3 medali emas di SEA Games Kamboja,” kata Trimedya.
Sementara Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menilai potensi Indonesia untuk melahirkan atlet berprestasi tidak kalah dengan negara lain. Namun dibutuhkan keseriusan pengurus di masing – masing cabang olahraga untuk melakukan pembinaan atlet sejak usia dini.
“275 juta penduduk kita, masa kita kalah sama Belgia yang hanya 350 ribu. Kalah dengan Singapura dan negara – negara lain. Kita punya potensi untuk ini, kalau ditangani dengan baik kita akan menjadi orang – orang yang akan berprestasi,” katanya.
Secara khusus, Edy juga berharap atlet Sumut bisa bersaing memperebutkan medali pada ajang kejurnas kali ini. Apalagi, ini sebagai pembuktian awal bagi pegulat Sumut sebelum akhirnya tampil pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Sumut dan Aceh.
“Pengprov PGSI Sumut juga melirik dan melihat mana-mana yang harus bisa dipelajari untuk dapatkan prestasi. Inilah di gulat, dan tempat – tempat yang lain sudah dilakukan. Harus optimis, kita harus berbuat yang terbaik untuk Indonesia ini,” harap Edy.
Sementara Ketua Pengprov PGSI Sumut, Darma Wijaya mengatakan, ajang kejurnas kali ini diikuti oleh 170 atlet dan official dari utusan 21 provinsi di Indonesia. Salah satu target yang ingin dicapai oleh tuan rumah yakni melihat sejauh mana kesiapan Sumut bisa menjadi tuan rumah yang baik menjelang PON 2024.
"Acara ini juga terangkai dalam dua kegiatan, yaitu penataran wasit dan pelatih (26-27 november) dan kejurnas gulat senior (28 November -1 Desember). Ini merupakan ajang uji coba bagi atlet gulat untuk persiapan diri menghadapi SEA Games 2023, dan PON Aceh - Sumut 2024. Tentu ini sarana pembelajaran diri sebagai tuan rumah PON 2024,” jelas Darma.
Adapun 21 Pengprov PGSI yang tampil pada kejurnas tahun ini, yakni PGSI Aceh, Bali, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, dan Jawa Barat. Kemudian Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kalimantan Utara, lalu Bangka Belitung, Kepri, Lampung, Papua, Riau, Sumbar, Sumsel, dan tuan rumah Sumut.
Sedangkan pada kejurnas tahun ini mempertandingkan 25 kelas, yakni gaya bebas putra/ putri dan gaya greco putra/ putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022