Dokter spesialis onkologi radiasi Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad(K) mengatakan kanker payudara yang ditemukan pada stadium dini memiliki peluang keberhasilan pengobatan lebih baik dibanding pada stadium lanjut.
“Kalau kita mengobati kanker payudara pada stadium awal, maka hasil pengobatannya sangat baik sekali. Mendekati di atas 95 persen keberhasilan pengobatan kanker payudara pada stadium dini,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.(RSCM) itu dalam webinar “HUT 103 RSCM” yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Sementara itu jika kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut seperti stadium empat, Soehartati mengatakan kemungkinan keberhasilan pengobatan menjadi sangat kecil yaitu sekitar 20-30 persen dalam dua tahun. Selain itu, biaya pengobatan kanker payudara stadium lanjut juga menjadi sangat besar.
“Itulah kenapa kanker payudara sebaiknya diobati pada fase awal dan ditemukan pada fase awal,” katanya.
Baca juga: Penyebab kanker didominasi faktor genetik
Menurut Soehartati, pengobatan kanker payudara pada stadium awal juga dimungkinkan untuk bisa mempertahankan keberadaan organ payudara dengan tindakan breast conserving surgery (BCS). Akan tetapi, dia mengingatkan bahwa BCS hanya bisa dilakukan pada kondisi perbandingan antara ukuran payudara dan ukuran tumor yang sesuai.
“Kalau misalnya besar payudaranya kecil dan tumornya besar, pasti tidak mungkin. Tapi kalau payudaranya sedang dan ukurannya (tumor) di bawah 2 cm atau maksimal 3 cm, saya yakin bahwa teman-teman dibedah onkologi bisa melakukan BCS,” kata dia.
Soehartati juga mengingatkan bahwa tindakan BCS tidak berdiri sendiri. Setelah tindakan tersebut, pasien diharuskan menjalankan terapi radiasi. Berbeda dengan terapi radiasi setelah masektomi, dia mengatakan terapi radiasi setelah BCS mencakup area yang lebih banyak atau luas.
Dia mengatakan jenis pengobatan kanker sangat bergantung pada stadium yang diidap penderita. Dia menjelaskan pada umumnya pengobatan kanker terdiri dari tiga pilar besar antara lain bedah, radiasi, dan terapi sistemik. BCS termasuk dalam kategori tindakan bedah.
Sebagai informasi, Soehartati mengatakan semua jenis tindak medis yang terkait dengan kanker payudara saat ini bisa dilakukan di RSCM, mulai dari pemeriksaan patologi, radiologi, tindakan bedah, hingga terapi sistemik.
Khusus pada terapi radiasi atau radiografi, Soehartati mengingatkan agar pasien, terutama pasien stadium dini, benar-benar melakukan perencanaan terapi tersebut dengan baik sehingga tidak memberikan dampak efek samping pengobatan jangka panjang yang akan mengganggu kualitas hidup.
Dengan teknologi yang ada saat ini, dia mengatakan terapi radiasi sudah memungkinkan untuk menghindari jaringan normal di sekitarnya yang tidak perlu mendapat dampak radiasi seperti area paru-paru dan jantung.
“Kalau dulu, kalau kita melakukan radiasi kanker payudara dengan dua dimensi maka sebagian paru-paru akan kena,” ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
“Kalau kita mengobati kanker payudara pada stadium awal, maka hasil pengobatannya sangat baik sekali. Mendekati di atas 95 persen keberhasilan pengobatan kanker payudara pada stadium dini,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.(RSCM) itu dalam webinar “HUT 103 RSCM” yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Sementara itu jika kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut seperti stadium empat, Soehartati mengatakan kemungkinan keberhasilan pengobatan menjadi sangat kecil yaitu sekitar 20-30 persen dalam dua tahun. Selain itu, biaya pengobatan kanker payudara stadium lanjut juga menjadi sangat besar.
“Itulah kenapa kanker payudara sebaiknya diobati pada fase awal dan ditemukan pada fase awal,” katanya.
Baca juga: Penyebab kanker didominasi faktor genetik
Menurut Soehartati, pengobatan kanker payudara pada stadium awal juga dimungkinkan untuk bisa mempertahankan keberadaan organ payudara dengan tindakan breast conserving surgery (BCS). Akan tetapi, dia mengingatkan bahwa BCS hanya bisa dilakukan pada kondisi perbandingan antara ukuran payudara dan ukuran tumor yang sesuai.
“Kalau misalnya besar payudaranya kecil dan tumornya besar, pasti tidak mungkin. Tapi kalau payudaranya sedang dan ukurannya (tumor) di bawah 2 cm atau maksimal 3 cm, saya yakin bahwa teman-teman dibedah onkologi bisa melakukan BCS,” kata dia.
Soehartati juga mengingatkan bahwa tindakan BCS tidak berdiri sendiri. Setelah tindakan tersebut, pasien diharuskan menjalankan terapi radiasi. Berbeda dengan terapi radiasi setelah masektomi, dia mengatakan terapi radiasi setelah BCS mencakup area yang lebih banyak atau luas.
Dia mengatakan jenis pengobatan kanker sangat bergantung pada stadium yang diidap penderita. Dia menjelaskan pada umumnya pengobatan kanker terdiri dari tiga pilar besar antara lain bedah, radiasi, dan terapi sistemik. BCS termasuk dalam kategori tindakan bedah.
Sebagai informasi, Soehartati mengatakan semua jenis tindak medis yang terkait dengan kanker payudara saat ini bisa dilakukan di RSCM, mulai dari pemeriksaan patologi, radiologi, tindakan bedah, hingga terapi sistemik.
Khusus pada terapi radiasi atau radiografi, Soehartati mengingatkan agar pasien, terutama pasien stadium dini, benar-benar melakukan perencanaan terapi tersebut dengan baik sehingga tidak memberikan dampak efek samping pengobatan jangka panjang yang akan mengganggu kualitas hidup.
Dengan teknologi yang ada saat ini, dia mengatakan terapi radiasi sudah memungkinkan untuk menghindari jaringan normal di sekitarnya yang tidak perlu mendapat dampak radiasi seperti area paru-paru dan jantung.
“Kalau dulu, kalau kita melakukan radiasi kanker payudara dengan dua dimensi maka sebagian paru-paru akan kena,” ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022