Dokter spesialis rehabilitasi medik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Rizky Kusuma Wardhani, SpKFR-K, menyarankan orang tua mencegah distraksi saat anak makan, antara lain dengan mengupayakan anak tidak makan sambil menonton televisi atau menggunakan gawai.
Dalam acara bincang-bincang mengenai kesehatan yang diikuti secara daring dari Jakarta, Senin, Rizky
menjelaskan bahwa makan merupakan proses belajar yang melibatkan semua sistem sensoris anak, mulai dari penglihatan, penciuman, pengecapan, sentuhan, hingga proprioseptif atau gerakan.
"Untuk visual, apa yang dilihat anak? Dia harus tahu bahwa makan itu pakai alat makan, ada piring, ada sendok. Kemudian makanan hari ini bentuknya begini, warnanya begini. Anak juga harus tahu (makanan) baunya seperti apa," katanya.
Baca juga: Lima mitos dan fakta seputar kesehatan anak dan keluarga
"Lalu proprioseptifnya, misalnya dia kita kasih piring sendiri untuk makan sambil kita suapin, atau anak pegang sendiri makanannya," ia menambahkan.
Selain itu, ia mengatakan, aktivitas makan merupakan peluang bagi orang tua dan anak untuk saling berinteraksi dan membangun ikatan.
Proses belajar dan berinteraksi untuk membangun ikatan semasa anak makan bisa terganggu kalau ada distraksi, pengalih perhatian.
"Kadang orang tua berpikir yang penting anak saya kebutuhan nutrisinya cukup. Mereka lupa proses belajar dari makan itu sendiri. Mereka lupa bahwa makan itu adalah salah satu kesempatan di mana anak bisa distimulasi dengan berbagai stimulus," kata Rizky.
Selain bisa membuat anak kesulitan makan, ia mengatakan, ada potensi anak tidak mengenali makanan yang dia makan kalau makan sambil menonton.
"Anak memang masukkin makanan ke dalam mulut, tapi dia enggak tahu makan apa. Suatu saat tontonan itu kita lepas, dia akan kesulitan makan karena saat menghadapi makanan sebenarnya dia merasa asing," katanya.
Ia mengemukakan, jika anak sulit makan maka orang tua harus mencari tahu penyebabnya alih-alih mendistraksi anak dengan memberikan tontonan agar mau makan.
"Saya sendiri lebih suka sambil dikasih mainan dia, tapi tetap di tempat makannya. Jadi dia main sambil lihat makanan, atau dia bermain dengan alat-alat makan atau mengacak-acak makanannya, silakan saja," kata Rizky.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Dalam acara bincang-bincang mengenai kesehatan yang diikuti secara daring dari Jakarta, Senin, Rizky
menjelaskan bahwa makan merupakan proses belajar yang melibatkan semua sistem sensoris anak, mulai dari penglihatan, penciuman, pengecapan, sentuhan, hingga proprioseptif atau gerakan.
"Untuk visual, apa yang dilihat anak? Dia harus tahu bahwa makan itu pakai alat makan, ada piring, ada sendok. Kemudian makanan hari ini bentuknya begini, warnanya begini. Anak juga harus tahu (makanan) baunya seperti apa," katanya.
Baca juga: Lima mitos dan fakta seputar kesehatan anak dan keluarga
"Lalu proprioseptifnya, misalnya dia kita kasih piring sendiri untuk makan sambil kita suapin, atau anak pegang sendiri makanannya," ia menambahkan.
Selain itu, ia mengatakan, aktivitas makan merupakan peluang bagi orang tua dan anak untuk saling berinteraksi dan membangun ikatan.
Proses belajar dan berinteraksi untuk membangun ikatan semasa anak makan bisa terganggu kalau ada distraksi, pengalih perhatian.
"Kadang orang tua berpikir yang penting anak saya kebutuhan nutrisinya cukup. Mereka lupa proses belajar dari makan itu sendiri. Mereka lupa bahwa makan itu adalah salah satu kesempatan di mana anak bisa distimulasi dengan berbagai stimulus," kata Rizky.
Selain bisa membuat anak kesulitan makan, ia mengatakan, ada potensi anak tidak mengenali makanan yang dia makan kalau makan sambil menonton.
"Anak memang masukkin makanan ke dalam mulut, tapi dia enggak tahu makan apa. Suatu saat tontonan itu kita lepas, dia akan kesulitan makan karena saat menghadapi makanan sebenarnya dia merasa asing," katanya.
Ia mengemukakan, jika anak sulit makan maka orang tua harus mencari tahu penyebabnya alih-alih mendistraksi anak dengan memberikan tontonan agar mau makan.
"Saya sendiri lebih suka sambil dikasih mainan dia, tapi tetap di tempat makannya. Jadi dia main sambil lihat makanan, atau dia bermain dengan alat-alat makan atau mengacak-acak makanannya, silakan saja," kata Rizky.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022