Tokoh pendidikan, Martua Situmorang mengungkapkan, hari ini, 5 Oktober 2022, Kabupaten Tapanuli Utara genap berusia 77 tahun, hanya berbeda sekitar dua bulan dari usia kemerdekaan negeri tercinta, Indonesia.

Disebutkan, meski usia Kabupaten Tapanuli Utara sudah 77 tahun, namun hari jadi yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober 2022, baru dirayakan sebanyak 19 kali perayaan hari jadi.

"Meski hari ini, 5 Oktober 2022, Tapanuli Utata genap berusia 77 tahun, namun perayaan hari jadi saat ini merupakan perayaan yang ke-19 kali," ujar Martua, Rabu (5/10).

Martua mengisahkan sekilas cerita dan alasan mengapa kabupaten tua yang telah memekarkan sebanyak empat kabupaten mandiri saat ini, hanya tercatat baru merayakan hari jadi sebanyak 19 kali perayaan.

"Ini sedikit unik dan saya kira tidak banyak yang tahu," sebut Martua.

Disebutkan, pembentukan Kabupaten Tapanuli Utara justru diketahui melalui penelusuran yang cukup melelahkan pada 2003 silam.

Dimana, saat itu Kabupaten Tapanuli Utara telah memekarkan tiga wilayahnya menjadi kabupaten baru, yakni Kabupaten Dairi sebagai kabupaten yang dimekarkan pada 1964, selanjutnya Kabupaten Toba Samosir dimekarkan pada 9 Maret 1999 hingga terkini menjadi dua kabupaten yakni Kabupaten Toba dan Kabupaten Samosir, serta terakhir Kabupaten Humbanghasundutan yang berdiri pada 28 Juli 2003.

Menurut Martua, adalah Dr RE Nainggolan, MM yang saat itu menjabat Bupati Taput menjadi tokoh yang menggagasi upaya penelusuran soal pembentukan Kabupaten Tapanuli Utara pertama sekali.

Tim yang terdiri dari Drs Poltak Tambunan yang pada saat itu menjabat Asisten Pemerintahan, Alm Drs Julu Hutapea (Kabag Pemerintahan) merupakan dua tokoh mewakili eksekutif dalam upaya penelusuran dimaksud.

Juga ada nama Drs Togor Marbun, saat itu menjabat Ketua Komisi A DPRD Taput yang mendapat penugasan Ketua DPRD Torang Lumbantobing, untuk turut dalam tim telusur.

"Alm Drs Djulu Hutapea dan Drs Togor Marbun menemui sejumlah tokoh di Tapanuli Tengah dan Sibolga, karena pada zaman sebelum kemerdekaan, Sibolga diketahui merupakan ibu kota Keresidenan Tapanuli yang dipimpin Residen Dr Ferdinan Lumbantobing," jelas Martua mengutip kisah yang diceritakan Drs Togor Marbun, dan Dr RE Nainggolan, secara langsung kepadanya.

Lanjutnya, tim yang ditugasi kemudian menemui tokoh masyarakat Tapanuli Tengah Alm Drs H Djafar Hutagalung, Lundu Panjaitan, SH (mantan Bupati Tapteng), Alm Drs H Panusunan Pasaribu (mantan Bupati Tapteng), Alm H Abdul Wahab Dalimunthe, SH (mantan Bupati Tapteng).

Hasil penelusuran tim, diketahuilah bahwa Kabupaten Tapanuli Utara dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945.

Penelusuran itu disebut sangat melelahkan dalam upaya menemui para tokoh masyarakat di Sibolga secara langsung dikarenakan kemajuan teknologi saat itu seperti keberadaan telepon seluler, belum ada.

Demikian halnya, upaya melelahkan juga terkuras saat akan menemui mantan Bupati Tapanuli Tengah Lundu Panjaitan, Panusunan Pasaribu, dan Abdul Wahab Dalimunte, yang berhasil dikonfirmasi tim di Medan.

"Jadi, menentukan hari jadi Taput itu bukan seperti membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan tim yang cukup melelahkan," kata Martua.

Setelah hasil diperoleh, Bupati RE Nainggolan menyelenggarakan kegiatan seminar sehari dengan mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pendidikan, bersama anggota DPRD dari Komisi A melakukan bedah hasil penelusuran tim.

"Setidaknya, hasil seminar itulah yang menjadi poin rekomendasi dan disampaikan ke Sidang Paripurna DPRD Taput agar tanggal 5 Oktober 1945 ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Utara," tukasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022