Pemkab Dairi mengambil kebijakan strategis untuk mempersiapkan Kabupaten Dairi menjadi sentra pertanian terpadu hortikultura di Sumatera Utara dengan komoditas andalan cabai, bawang, kentang, dan kubis.
"Sentra pertanian terpadu tersebut akan dimulai dengan pencanangan di lahan seluas 22 hektare di Kecamatan Parbuluan sebagai pilot project untuk keseluruhan lahan yang disiapkan seluas 500 hektar," kata Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu di Sidikalang, Sabtu.
Ia mengatakan, konsep pertanian terpadu yang digagasnya itu disebut Agri Unggul.
Agri Unggul ini adalah usaha pertanian skala besar berbasis klaster, yang terdiri dari multi komoditas seperti pangan, hortikultura, ternak, dan perkebunan mengandalkan mekanisasi, modernisasi pertanian, dan sistem digitalisasi dengan kelembagaan korporasi petani yang selanjutnya menghasilkan hilirisasi produksi pertanian.
Baca juga: Pemkab Dairi canangkan penanaman kopi di Desa Hutarakyat
Agri Unggul itu juga telah telah dibahas bersama stakeholder dalam bentuk bisnis matching di Gedung Nasional Jauli Manik yang dihadiri langsung Bupati Dairi, perwakilan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, perwakilan Pemprov Sumatera Utara, perwakilan perusahaan swasta sebagai mitra off-taker pemerintah, dan perwakilan petani.
Ia menyampaikan program itu adalah kerja gotong royong antara banyak pihak yang dikoordinasikan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Pemkab Dairi.
Dia mengatakan infrastruktur dasar, alat, dan bahan produksi sebagai stimulan diupayakan dari anggaran Pemerintah Daerah Dari, Pemprov Sumut, dan Kementerian Pertanian.
Upaya dan faktor produksi lain dipersiapkan secara kolaboratif oleh petani melalui Koperasi Cimata sebagai koperasi produsen, pembiayaan oleh perbankan BRI dan Bank Sumut, penyediaan sarana prasarana dari berbagai mitra dan hasil akhir akan dibeli oleh perusahaan mitra dan pemerintah kabupaten/kota lain sebagai pembeli.
"Ini tugas besar dan strategis untuk pengalihan inflasi Sumut dan upaya menciptakan Dairi sebagai lumbung pertanian terpadu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Sentra pertanian terpadu tersebut akan dimulai dengan pencanangan di lahan seluas 22 hektare di Kecamatan Parbuluan sebagai pilot project untuk keseluruhan lahan yang disiapkan seluas 500 hektar," kata Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu di Sidikalang, Sabtu.
Ia mengatakan, konsep pertanian terpadu yang digagasnya itu disebut Agri Unggul.
Agri Unggul ini adalah usaha pertanian skala besar berbasis klaster, yang terdiri dari multi komoditas seperti pangan, hortikultura, ternak, dan perkebunan mengandalkan mekanisasi, modernisasi pertanian, dan sistem digitalisasi dengan kelembagaan korporasi petani yang selanjutnya menghasilkan hilirisasi produksi pertanian.
Baca juga: Pemkab Dairi canangkan penanaman kopi di Desa Hutarakyat
Agri Unggul itu juga telah telah dibahas bersama stakeholder dalam bentuk bisnis matching di Gedung Nasional Jauli Manik yang dihadiri langsung Bupati Dairi, perwakilan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, perwakilan Pemprov Sumatera Utara, perwakilan perusahaan swasta sebagai mitra off-taker pemerintah, dan perwakilan petani.
Ia menyampaikan program itu adalah kerja gotong royong antara banyak pihak yang dikoordinasikan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Pemkab Dairi.
Dia mengatakan infrastruktur dasar, alat, dan bahan produksi sebagai stimulan diupayakan dari anggaran Pemerintah Daerah Dari, Pemprov Sumut, dan Kementerian Pertanian.
Upaya dan faktor produksi lain dipersiapkan secara kolaboratif oleh petani melalui Koperasi Cimata sebagai koperasi produsen, pembiayaan oleh perbankan BRI dan Bank Sumut, penyediaan sarana prasarana dari berbagai mitra dan hasil akhir akan dibeli oleh perusahaan mitra dan pemerintah kabupaten/kota lain sebagai pembeli.
"Ini tugas besar dan strategis untuk pengalihan inflasi Sumut dan upaya menciptakan Dairi sebagai lumbung pertanian terpadu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022