Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara terus berusaha menekan laju inflasi melalui pengembangan kawasan cabai varietas Kaliber (cabai Setan).
Kepala Dinas Pertanian Mandailing Natal (Madina), Siar Nasution, SP didampingi Kepala Bidang Holtikultura, Khoiruddin Bahri, SP kepada ANTARA, Selasa (13/9) mengungkapkan pihaknya akan terus mendorong masyarakat agar menanam cabai dan meningkatkan luas tanam dan produksi cabai.
Upaya ini dinilai perlu dilakukan karena kebutuhan cabai setiap tahunnya yang semakin meningkat.
"Untuk menekan laju inflasi harga cabai, kita dari Dinas Pertanian akan mendorong masyarakat untuk mengembangkan tanaman cabai khususnya varietas Kaliber," ujar Siar saat meninjau perkebunan cabai kelompok tani Karya Bersama Kaliber di Desa Manyabar Jae, Kecamatan Panyabungan.
Ia menyebut, penekanan inflasi ini merupakan tindak lanjut rapat Bupati Madina dan Wakil Bupati bersama Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di kantor Gubsu beberapa waktu lalu terkait penekanan inflasi tanaman holtikultura di dalam negeri khususnya di Provinsi Sumatera Utara.
Dalam pengembangannya, Dinas Pertanian nantinya akan membagikan bibit cabai dan polybag kepada beberapa kompok tani binaan yang ada di Madina.
"Sesuai dengan arahan pak Bupati. Dinas Pertanian nantinya akan membagikan bibit dan polybag kepada beberapa kompok tani binaan Dinas Pertanian," ujarnya.
Siar mengatakan, sebelumnya Gubernur Edy menyebut Kabupaten Madina perlu menekan inflasi jenis tumbuhan cabai merah dan cabai rawit. Sedangkan untuk jenis tumbuhan lainnya dan ternak masuk kategori surplus atau sudah melebihi hasil biasanya.
Dia menjelaskan, saat ini kelompok tani binaan di Manyabar Jae telah mulai menanam cabai jenis kaliber (cabai setan) itu. Jenis cabai ini memiliki kualitas yang tinggi dan mudah dirawat.
Sementara itu, Ketua kelompok tani Karya Bersama, Ali Asran Nasution mengaku baru kali ini menanam cabai jenis kaliber. Awalnya, dia tergiur ajakan sahabatnya di Jogjakarta tentang peluang bercocok tanam cabai Kaliber itu.
Asran menerangkan, perawatan cabai kaliber ini lebih mudah 50 persen dibanding perawatan cabai biasa lainnya. Sementara jangka waktu tanam hingga panen memakan waktu 100 hari.
"Cabai yang biasa digunakan untuk masakan ayam penyet di cafe cafe adalah menggunakan cabai ini. Tekanan pedas sungguh tinggi, harganya pun mencapai Rp 120 ribu per kilo," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Kepala Dinas Pertanian Mandailing Natal (Madina), Siar Nasution, SP didampingi Kepala Bidang Holtikultura, Khoiruddin Bahri, SP kepada ANTARA, Selasa (13/9) mengungkapkan pihaknya akan terus mendorong masyarakat agar menanam cabai dan meningkatkan luas tanam dan produksi cabai.
Upaya ini dinilai perlu dilakukan karena kebutuhan cabai setiap tahunnya yang semakin meningkat.
"Untuk menekan laju inflasi harga cabai, kita dari Dinas Pertanian akan mendorong masyarakat untuk mengembangkan tanaman cabai khususnya varietas Kaliber," ujar Siar saat meninjau perkebunan cabai kelompok tani Karya Bersama Kaliber di Desa Manyabar Jae, Kecamatan Panyabungan.
Ia menyebut, penekanan inflasi ini merupakan tindak lanjut rapat Bupati Madina dan Wakil Bupati bersama Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di kantor Gubsu beberapa waktu lalu terkait penekanan inflasi tanaman holtikultura di dalam negeri khususnya di Provinsi Sumatera Utara.
Dalam pengembangannya, Dinas Pertanian nantinya akan membagikan bibit cabai dan polybag kepada beberapa kompok tani binaan yang ada di Madina.
"Sesuai dengan arahan pak Bupati. Dinas Pertanian nantinya akan membagikan bibit dan polybag kepada beberapa kompok tani binaan Dinas Pertanian," ujarnya.
Siar mengatakan, sebelumnya Gubernur Edy menyebut Kabupaten Madina perlu menekan inflasi jenis tumbuhan cabai merah dan cabai rawit. Sedangkan untuk jenis tumbuhan lainnya dan ternak masuk kategori surplus atau sudah melebihi hasil biasanya.
Dia menjelaskan, saat ini kelompok tani binaan di Manyabar Jae telah mulai menanam cabai jenis kaliber (cabai setan) itu. Jenis cabai ini memiliki kualitas yang tinggi dan mudah dirawat.
Sementara itu, Ketua kelompok tani Karya Bersama, Ali Asran Nasution mengaku baru kali ini menanam cabai jenis kaliber. Awalnya, dia tergiur ajakan sahabatnya di Jogjakarta tentang peluang bercocok tanam cabai Kaliber itu.
Asran menerangkan, perawatan cabai kaliber ini lebih mudah 50 persen dibanding perawatan cabai biasa lainnya. Sementara jangka waktu tanam hingga panen memakan waktu 100 hari.
"Cabai yang biasa digunakan untuk masakan ayam penyet di cafe cafe adalah menggunakan cabai ini. Tekanan pedas sungguh tinggi, harganya pun mencapai Rp 120 ribu per kilo," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022