Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan usulan vaksinasi dosis lengkap COVID-19 untuk anak di bawah usia 6 tahun.
"Sedang dalam usulan vaksinasi untuk anak di bawah 6 tahun. Saat ini sedang tunggu rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sebab beberapa negara sudah melakukan itu," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat.
Syahril yang juga menjabat Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta mengatakan sejumlah pertimbangan penting yang dibahas Kemenkes bersama ITAGI terkait program tersebut adalah ketersediaan vaksin di Tanah Air.
Alasannya, vaksinasi untuk anak di bawah usia 6 tahun kemungkinan bergulir beriringan dengan target pemerintah mengejar ketertinggalan cakupan vaksin dosis penguat atau booster pada usia dewasa dan lansia.
Baca juga: Pemkot Medan didorong realisasikan hadiah warga vaksin penguat
Dilansir dari Dashboard Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi booster di Indonesia hingga hari ini baru mencapai 53,89 juta jiwa lebih atau setara 25,88 persen dari target sasaran 208 juta jiwa lebih.
Cakupan vaksin dosis lengkap primer (dosis dua) mencapai 169 juta jiwa lebih atau setara 81,49 persen dan dosis pertama 202 juta jiwa lebih atau setara 97,04 persen dari target sasaran.
"Vaksin dosis satu, dua dan booster, sampai saat ini masih menjadi prioritas pemerintah dan belum membuat prioritas lain," katanya.
Selain itu, kata Syahril, pemerintah juga mempertimbangkan program vaksinasi lanjutan berupa booster kepada kelompok masyarakat 6-18 tahun di Indonesia serta dosis keempat atau booster kedua.
Ia mengatakan vaksin COVID-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.
Sementara, para pakar ilmu kesehatan dan epidemiologi memperkirakan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 akan terus ada di tengah masyarakat dalam waktu panjang.
"Booster memberikan perlindungan agar tidak jatuh sakit lebih berat saat kena varian baru COVID-19. Kita lihat nanti, apakah beriringan atau tidak, sebab booster untuk anak 6-18 tahun juga jadi pertimbangan kami dan dosis keempat juga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Sedang dalam usulan vaksinasi untuk anak di bawah 6 tahun. Saat ini sedang tunggu rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sebab beberapa negara sudah melakukan itu," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat.
Syahril yang juga menjabat Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta mengatakan sejumlah pertimbangan penting yang dibahas Kemenkes bersama ITAGI terkait program tersebut adalah ketersediaan vaksin di Tanah Air.
Alasannya, vaksinasi untuk anak di bawah usia 6 tahun kemungkinan bergulir beriringan dengan target pemerintah mengejar ketertinggalan cakupan vaksin dosis penguat atau booster pada usia dewasa dan lansia.
Baca juga: Pemkot Medan didorong realisasikan hadiah warga vaksin penguat
Dilansir dari Dashboard Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi booster di Indonesia hingga hari ini baru mencapai 53,89 juta jiwa lebih atau setara 25,88 persen dari target sasaran 208 juta jiwa lebih.
Cakupan vaksin dosis lengkap primer (dosis dua) mencapai 169 juta jiwa lebih atau setara 81,49 persen dan dosis pertama 202 juta jiwa lebih atau setara 97,04 persen dari target sasaran.
"Vaksin dosis satu, dua dan booster, sampai saat ini masih menjadi prioritas pemerintah dan belum membuat prioritas lain," katanya.
Selain itu, kata Syahril, pemerintah juga mempertimbangkan program vaksinasi lanjutan berupa booster kepada kelompok masyarakat 6-18 tahun di Indonesia serta dosis keempat atau booster kedua.
Ia mengatakan vaksin COVID-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.
Sementara, para pakar ilmu kesehatan dan epidemiologi memperkirakan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 akan terus ada di tengah masyarakat dalam waktu panjang.
"Booster memberikan perlindungan agar tidak jatuh sakit lebih berat saat kena varian baru COVID-19. Kita lihat nanti, apakah beriringan atau tidak, sebab booster untuk anak 6-18 tahun juga jadi pertimbangan kami dan dosis keempat juga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022