Sebanyak 28 mahasiswa Polbangtan Medan dari Program Studi Penyuluhan Perkebunan Presisi Semester IV B melaksanakan praktik pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara (06/07).

Praktik mata kuliah Metode Penyuluhan Pertanian didampingi dosen pengampu Dwi Febrimeli dan asisten dosen Misiyem. Tujuan praktik, agar mahasiswa dapat belajar secara langsung pada situasi nyata dan bertemu dengan petani, sebagai penerima kegiatan penyuluhan maupun penyuluh pertanian lapangan [PPL] sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan pertanian.

Kegiatan tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang meminta masyarakat untuk lebih menghargai para petani dan penyuluh pertanian. Sebab berkat kerja keras keduanya, produksi pangan dalam negeri dapat terus berlangsung untuk memastikan kecukupan dari kebutuhan pangan nasional.

"Hanya orang bebal yang tidak punya empati dan katakan pertanian itu tidak penting. Bayangkan negara, daerah bisa apa tanpa pertanian? Hargai petani dan penyuluh pertanian," kata Mentan Syahrul.

Menurutnya, selama dua tahun terakhir pertanian Indonesia mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di saat subsektor ekonomi lainnya mengalami pelemahan. 

"Masyarakat harus bersyukur karena Indonesia tetap mampu menjaga ketahanan pangan dalam negeri di saat banyak negara menguras devisa demi mengimpor bahan pangan selama pandemi," kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

“Tujuannya agar mereka mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup,” kata Dedi.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan kegiatan praktik mahasiswa langsung dengan petani agar mereka dapat mengetahui permasalahan lapangan serta menemukan solusi atas kendala yang dialami petani.

"Selain itu, menambah variasi proses pembelajaran agar tidak monoton yang selama ini dilakukan di dalam kelas," katanya.

Kehadiran mahasiswa Polbangtan Medan yang dipimpin Dwi Febrimeli disambut hangat oleh Koordinator BPP Stabat, Bambang Sutrisno serta sejumlah penyuluh setempat.

 “Tujuan mahasiswa untuk melaksanakan praktik secara langsung dengan petani dan penyuluh di BPP Stabat serta 
dapat secara langsung mengidentifikasi permasalahan penyuluhan yang berkaitan dengan metode penyuluhan," kata Dwi Febrimeli.

Bambang Sutrisno mengatakan bahwa BPP Stabat masih kerap menggunakan metode penyuluhan Latihan, Kunjungan dan Supervisi disingkat Lakusisi, yang dinilai cukup efektif dalam memantau kegiatan pertanian.

"Kombinasi beberapa metode dalam kegiatan penyuluhan pertanian dapat dikatakan efektif untuk mengubah perilaku petani agar sesuai yang diharapkan," katanya.

Perwakilan PPL Kecamatan Stabat, Subagus Katib menambahkan bahwa pihaknya melakukan penyuluhan sesuai kondisi lapangan dan kebutuhan petani, utamanya dengan metode Participatory Rural Appraisal [PRA].

Dwi Febrimeli mengatakan kegiatan berikutnya berupa diskusi kelompok, BPP Stabat menghadirkan sejumlah petani yang merupakan perwakilan dari setiap kelompok tani [Poktan]. Mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok dan setiap kelompok didampingi narasumber yakni dua petani dan satu penyuluh untuk identifikasi permasalahan dan menggali informasi tentang kegiatan penyuluhan di Kecamatan Stabat.

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022