Indeks-indeks utama di Wall Street merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan bahwa angka inflasi AS untuk April lebih tinggi dari yang diperkirakan meskipun sedikit mendingin.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 326,63 poin atau 1,02 persen, menjadi menetap di 31.834,11 poin. Indeks S&P 500 jatuh 65,87 poin atau 1,65 persen, menjadi berakhir di 3.935,18 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 373,43 poin atau 3,18 persen, menjadi 11.364,24 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumen non-primer dan teknologi masing-masing terpangkas 3,57 persen dan 3,3 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi terdongkrak 1,37 persen seiring melonjaknya harga minyak, merupakan kelompok berkinerja terbaik.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (11/5/2022) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,3 persen pada April, di atas konsensus 0,2 persen, untuk kenaikan 8,3 persen secara tahun-ke-tahun. IHK inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,6 persen, di atas konsensus 0,4 persen, untuk kenaikan 6,2 persen secara tahun-ke-tahun.
Laporan yang lebih panas dari perkiraan datang pada saat investor semakin khawatir tentang seberapa banyak Federal Reserve harus meningkatkan suku bunga acuannya guba menjinakkan inflasi yang tinggi.
"Inflasi naik lebih cepat dari yang diperkirakan pada April," Will Compernolle, ekonom senior di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Rabu (11/5/2022).
"Jalur pengetatan Fed saat ini mengasumsikan beberapa moderasi inflasi sepanjang tahun ini, sehingga kejutan kenaikan inflasi tambahan dalam beberapa bulan mendatang dapat membuka kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih agresif daripada yang diperkirakan saat ini untuk memulihkan stabilitas harga," kata Compernolle.
Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga AS sebesar 50 basis poin, langkah terbesar dalam lebih dari 20 tahun, dan mengisyaratkan bahwa kenaikan setengah poin tetap dipertimbangkan untuk beberapa pertemuan bank sentral berikutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 326,63 poin atau 1,02 persen, menjadi menetap di 31.834,11 poin. Indeks S&P 500 jatuh 65,87 poin atau 1,65 persen, menjadi berakhir di 3.935,18 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 373,43 poin atau 3,18 persen, menjadi 11.364,24 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumen non-primer dan teknologi masing-masing terpangkas 3,57 persen dan 3,3 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi terdongkrak 1,37 persen seiring melonjaknya harga minyak, merupakan kelompok berkinerja terbaik.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (11/5/2022) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,3 persen pada April, di atas konsensus 0,2 persen, untuk kenaikan 8,3 persen secara tahun-ke-tahun. IHK inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,6 persen, di atas konsensus 0,4 persen, untuk kenaikan 6,2 persen secara tahun-ke-tahun.
Laporan yang lebih panas dari perkiraan datang pada saat investor semakin khawatir tentang seberapa banyak Federal Reserve harus meningkatkan suku bunga acuannya guba menjinakkan inflasi yang tinggi.
"Inflasi naik lebih cepat dari yang diperkirakan pada April," Will Compernolle, ekonom senior di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Rabu (11/5/2022).
"Jalur pengetatan Fed saat ini mengasumsikan beberapa moderasi inflasi sepanjang tahun ini, sehingga kejutan kenaikan inflasi tambahan dalam beberapa bulan mendatang dapat membuka kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih agresif daripada yang diperkirakan saat ini untuk memulihkan stabilitas harga," kata Compernolle.
Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga AS sebesar 50 basis poin, langkah terbesar dalam lebih dari 20 tahun, dan mengisyaratkan bahwa kenaikan setengah poin tetap dipertimbangkan untuk beberapa pertemuan bank sentral berikutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022