Sejalan harapan Presiden RI Joko Widodo bahwa Indonesia akan mencapai swasembada gula pada 2019 dan mandiri memenuhi kebutuhan konsumsi gula pada 2024, komoditas tebu merupakan bahan baku utama untuk memproduksi gula yang ditentukan kemampuan tebang, muat dan angkut (TMA).

Tanaman tebu skala perusahaan negara yang terhitung cukup luas disertai produksi yang cukup melimpah wajib menjadi perhatian penting semua pihak bersinergi dan  bekerja sama berupaya meningkatkan produktivitas tebu.

Salah satu upaya mewujudkan sinergitas tersebut, 66 mahasiswa perkebunan gabungan, 30 di antaranya dari Polbangtan Medan yang mengikuti Program Magang di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN).

Baca juga: Kualitas penyuluh pertanian meningkat, ekonomi daerah melonjak

Kegiatan magang korelasi dengan Program Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Pertanian melalui Permendikbud No 3/2020, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar lain di luar program studinya.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Polbangtan akan hadir para petani milenial yang berkualitas.

"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimana pun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menilai bahwa penguatan kapasitas SDM pertanian akan semakin lebih cerdas dan paham setelah turun langsung melihat situasi dan kondisi serta beradaptasi untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan. 

“Dengan program magang, akan lahir keahlian dan pengetahuan yang baru mahasiswa dengan kualifikasi job seeker dan job creator andal, tangguh, dan berdaya saing," katanya.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa program magang akan memperkuat wawasan dan pengetahuan mahasiswa terhadap tanaman tebu pada kegiatan tebang, muat dan angkut atau serta pemeliharaan tebu sehingga menjadi lulusan Polbangtan yang siap bekerja. 

"Dalam program magang Batch II, mahasiswa fokus pada TMA serta persiapan plant cane (tanaman baru) dan pemeliharaan ratoon. Standar TMA mendapatkan tebu yang segar dan bersih, bebas dari sogolan, pucuk, tebu mati dan ditebang sepandas mungkin ke tanah," katanya.

Mahasiswa peserta magang, memaksimalkan peran dan fungsinya mengawal dan memastikan tanaman tebu yang dibawa ke pabrik gula dalam kondisi terbaik.

"Kemampuan tersebut akan menjadi kompetensi baru dan mahal khususnya bagi mahasiswa jurusan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan” kata Ahmad Nabawi, peserta magang di Kebun Rayon Kwala Bingai. 

Kegiatan ini mendapat dukungan pada masing-masing daerah penanaman [DP] tempat mahasiswa bertugas sekaligus menambah personel untuk mengawal kegiatan TMA, sehingga tebu yang masuk ke pabrik semakin baik dan meningkatkan rendemen tebu produksi PTPN II.
 

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022