Biji kopi atau grean bean Arabika Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) kini kembali ekspor menuju Malaysia, Singapore dan Afrika. Totalnya 1,4 ton dengan kadar air 15 persen.
"Barangnya (biji kopi-red) tadi malam sudah kita kirim melalui ekspedisi," Nanang, Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Desa Situmba, Sipirok, Kamis (3/3).
Buyer kali ini berbeda dengan eksportir yang lebih dulu telah ekspor biji kopi arabika Sipirok ke Australia-Guangdong (China), yang perbulan baru capai 4 ton bernilai seratusan juta rupiah.
Baca juga: Petani Tapanuli Utara kembangkan Kopi Arabika Sipirok
"Untuk yang ini baru awal uji coba. Permintaan sebelumnya 10 ton dengan uang di muka. Namun kita penuhi masih 1,4 ton yang nilainya puluhan juta," ungkapnya seraya berharap cocok dan berlanjut.
Menurut Nanang, dengan terbukanya lebar pasar biji kopi arabika Sipirok (pasar lokal, nasional dan internasional) semakin lebar pula potensi petani (kopi) daerah mengembangkan usaha.
"Saya melihat peluang arabika Sipirok yang sudah mengantongi IG (Indikasi Geografis) ke depan semakin cukup baik. Karenanya mari (petani) Tapsel untuk lebih bersungguh," ajaknya.
Diakuinya banjirnya permintaan pasar kopi Sipirok dia kelola setelah kelompok tani dia pimpin memiliki huller mesin pengupas gabah kopi basah dengan kapasitas 1 ton per jam.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Barangnya (biji kopi-red) tadi malam sudah kita kirim melalui ekspedisi," Nanang, Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Desa Situmba, Sipirok, Kamis (3/3).
Buyer kali ini berbeda dengan eksportir yang lebih dulu telah ekspor biji kopi arabika Sipirok ke Australia-Guangdong (China), yang perbulan baru capai 4 ton bernilai seratusan juta rupiah.
Baca juga: Petani Tapanuli Utara kembangkan Kopi Arabika Sipirok
"Untuk yang ini baru awal uji coba. Permintaan sebelumnya 10 ton dengan uang di muka. Namun kita penuhi masih 1,4 ton yang nilainya puluhan juta," ungkapnya seraya berharap cocok dan berlanjut.
Menurut Nanang, dengan terbukanya lebar pasar biji kopi arabika Sipirok (pasar lokal, nasional dan internasional) semakin lebar pula potensi petani (kopi) daerah mengembangkan usaha.
"Saya melihat peluang arabika Sipirok yang sudah mengantongi IG (Indikasi Geografis) ke depan semakin cukup baik. Karenanya mari (petani) Tapsel untuk lebih bersungguh," ajaknya.
Diakuinya banjirnya permintaan pasar kopi Sipirok dia kelola setelah kelompok tani dia pimpin memiliki huller mesin pengupas gabah kopi basah dengan kapasitas 1 ton per jam.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022