Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengaku mendapatkan teguran setelah adanya peristiwa warga Kabupaten Karo yang membawa jeruk ke Istana Negara untuk diserahkan ke Presiden Jokowi.

Diketahui jeruk itu dikirimkan warga karena sebagai bentuk protes karena akses jalan di Desa Liang Melas Datas selama berpuluh tahun tidak pernah diperbaiki. Alhasil petani jeruk yang ada di sana kesulitan menjual hasil pertaniannya.

"Saya ditegur dari Jakarta. Jangan lah hanya untuk membangun jalan saja, rakyat saya harus membawa jeruk ke Istana dan para menteri di sana," ujar Edy saat menerima kunjungan Badan Legislasi (Baleg) DPR RI di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, Senin (24/1).

Baca juga: Nilai aset BUMD Pemprov Sumut tembus Rp40,04 triliun

Mantan Pangkostrad itu sendiri tidak menjelaskan siapa pihak yang menegurnya. Menurut dia akses jalan di Desa Liang Melas Datas memang sepenuhnya belum dapat diperbaiki karena keterbatasan anggaran.

"Sebenarnya segala sesuatu itu kan ada sebab akibat, 38 kilometer yang harus dibangun jalan itu oleh ibu bupati. Terkadang uangnya tak ada, sehingga itu tak bisa dibangun. Karena bertahun-tahun itu tak bisa dibangun, yang memakai siapa? Yang memakai itu kan lingkungannya adalah perkebunan," jelasnya.

"Bupati tak sanggup bangun, akhirnya rakyatnya mereka datang ke kabupaten, provinsi tak bisa diatasi, dia berangkat ke Jakarta. Mungkin kalau Jakarta tak mendengar juga, mereka terbang ke Amerika," sebutnya.

Pewarta: Andika Syahputra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022