Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan mengungkapkan, berdasarkan amatan, pelaksanaan pemilihan kepala desa cenderung berdampak negatif dan menciptakan disharmonis di tengah masyarakat, terutama bagi masyarakat desa homogen seperti di wilayah Taput.

"Mudah-mudahan ada perubahan dalam hal ini, harapan kita ini dikaji ulang. Tetap harus ada kepala desa. Akan tetapi, mekanisme dan teknisnya harus dikaji," ujar Bupati Nikson, di tengah agenda 'tactical floor game' pengamanan Pilkades, yang digelar di Mapolres Taput, Kamis (18/11).

Harapnya, mekanisme dan teknis pemilihan kepala desa harus lebih dikaji lagi dalam kerangka demokrasi bangsa ini.

Baca juga: Pandemi COVID-19 belum berlalu, ini langkah antisipatif hadapi libur Nataru 2021 di Taput

"Desa yang masih sangat homogen dihadapkan pada penentuan pilihan di antara mereka. Hal ini cenderung menimbulkan disharmonis hingga mengakibatkan perpecahan," jelasnya.

Meski demikian, harapan akan kelancaran, keamanan, serta kesuksesan pelaksanaan perhelatan Pilkades 200 desa serentak di Taput pada 23 November 2021 mendatang, tetap ditekankan olehnya.

"Mari kedepankan prinsip 'dalihan natolu' dalam budaya batak, yang menang jangan jumawa, yang kalah jangan terlalu euforia," sebutnya.

Saat pemenang sudah diumumkan, kepala desa terpilih juga diminta mampu untuk segera merealisikan seluruh visi misinya demi kesejahteraan desa.

Nikson juga menilai pentingnya data pembanding terkait pelaksanaan Pilkades yang dihimpun oleh aparat keamanan untuk meminimalisir munculnya potensi konflik.

"Batas kewenangan panitia pemilihan juga harus lebih diperhatikan seluruh PPKD demi meminimalisir potensi yang timbul," tukasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021