PT PLN (Persero) mematangkan kerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) untuk dapat menciptakan transformasi pemanfaatan energi terbarukan.

"Renewable Energi Certificates (REC) yang merupakan produk kolaborasi PLN dengan CEIA mendapatkan respon positif dari sektor komersial, industri, dan individu.Melalui kelanjutan kerja sama ini, PLN berharap dapat menghasilkan lebih banyak produk energi ramah lingkungan untuk konsumen dan mencapai target pengurangan emisi karbon pada 2030," kata Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN, Syofvi Roekman, dalam keterangan tertulis, Rabu (10/11).

Syofvi menyebutkan, sertifikasi REC merupakan layanan PLN berupa pengakuan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).REC ini merupakan bukti kepemilikan sertifikat standar internasional atas produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan.

Baca juga: PLN Sumut imbau masyarakat bayar tagihan listrik di awal setiap bulan

Dia mencontohkan, generasi pertama dari REC sebesar 140 Mega  Watt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, telah habis diserap 28 perusahaan.Bahkan saat ini sudah ada 50 perusahaan mengantre untuk bisa membeli REC selanjutnya.

"Melihat respon dari pasar, tentunya PLN agar mempercepat pembangunan pembangkit EBT.Pada RUPTL 2021-2030 kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,923 MW pada 2030 untuk dapat memenuhi permintaan yang sudah masuk," ujarnya.

Ia mengatakan, melalui kerja sama ini juga akan dilakukan asistensi teknis untuk mengembangkan layanan-layanan inovatif, seperti green tariff sebagai salah satu opsi pengadaan energi terbarukan untuk korporasi.Peluang PLN untuk menjadi local issuer atau entitas lokal yang berhak menerbitkan REC sesuai standar yang telah ditetapkan dan diakui secara internasional.

"Sebagai local issuer, PLN diharapkan dapat menjadi pendaftar utama dalam menerbitkan REC secara nasional," katanya.

Sementara itu, Global Energy Director World Resources Institute (WRI) Jennifer Layke, selaku perwakilan CEIA  menyebutkan, kerja sama ini diperlukan untuk mencapai target bauaran Indonesia sebanyak 23 persen pada 2025.Seiring dengan upaya negara untuk pulih dari dampak pandemi, ada peluang untuk mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan dan mencapai ekonomi energi bersih yang lebih adil.

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021