Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, menyatakan penghuni dua tempat isolasi terpusat (isoter) penanganan pasien COVID-19 di daerah itu tinggal delapan orang.

"Masih banyak ruangan di tempat isoter kita. Saat ini tinggal delapan orang yang dirawat di isolasi terpadu milik Pemkot Medan," ujar Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman di Medan, Jumat (15)10).

Kedua tempat isoter itu, yakni Hotel Soechi di Jalan Cirebon dan Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) di Medan Helvetia.

Baca juga: Petugas gabungan di Medan perketat razia disiplin protokol kesehatan malam hari

Ia mengakui Kota Medan saat ini berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 yang berarti terjadi kelonggaran pembatasan, baik kegiatan sosial maupun ekonomi.

"Tapi saya tekankan, agar kondisi ini tidak membuat lemah dan lengah. COVID-19 masih ada dan akan menyerang saat kita lemah dan lengah," kata dia.

Ia mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini telah terjadi perkembangan kasus konfirmasi COVID-19 yang perlu mendapat perhatian semua pihak, terutama pekan ini.

Mulai Senin (11/10), ia merincikan, ada pertambahan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 10 kasus, Selasa (12/10) terdapat 12 kasus, dan Rabu (13/10) meningkat tajam 31 kasus.

"Dari tanggal 10 sampai 12 Oktober tidak ada yang meninggal dunia, namun pada tanggal 13 Oktober tercatat satu orang meninggal. Ini menjadi 'warning' bagi kita," ucapnya.

Ia mengingatkan para camat agar memantau wilayahnya masing-masing, mendata nama dan alamat warga terkonfirmasi COVID-19, membawa warga itu ke tempat isoter, dan berkoordinasi dengan puskesmas setempat.

"Pak Wali Kota menginginkan agar para camat melakukan monitoring dan memberikan laporan penanganan COVID-19 di wilayah masing-masing," ucap Wiriya Alrahman.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021