Lima mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (UB) di Kota Malang, Jawa Timur, mengolah kulit durian menjadi krim anti-jerawat.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas yang diterima di Malang, Jumat (8/10), anggota tim pembuat krim anti-jerawat dari Universitas Brawijaya Nur Khasanah mengatakan bahwa kulit durian mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid serta memiliki kemampuan menghambat tumbuhnya jerawat.
Baca juga: Empat mitos tentang keaslian madu
“Krim anti-jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian ini lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat 15,8 mm," katanya.
Ia mengatakan bahwa krim anti-jerawat berbahan kulit durian diolah menggunakan teknologi nanoemulsi.
“Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet kurang dari 200 nm serta luas permukaan yang besar, ini dapat memberikan efek hidrasi, sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi risiko peradangan jerawat," ia memaparkan.
Anggota tim yang lain, Putri Ayu, menambahkan bahwa teknik mikrofluidasi dipilih untuk mendukung penggunaan teknologi nanoemulsi guna menghasilkan krim anti-jerawat dengan kemampuan penetrasi yang lebih baik.
Ia menjelaskan, krim anti-jerawat dibuat menggunakan ekstrak kulit buah durian, yang didapat dengan memotong dan membersihkan kulit durian, memasukkannya ke dalam oven dengan suhu 60°C selama 2×24 jam, serta menghaluskan, mengayak, dan mengesktraksinya.
Putri Ayu dan Nur Khasanah membuat krim anti-jerawat menggunakan kulit durian bersama Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas di bawah bimbingan dosen Zubaidah Ningsih AS, S.Si., M.Phil., Ph.D.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas yang diterima di Malang, Jumat (8/10), anggota tim pembuat krim anti-jerawat dari Universitas Brawijaya Nur Khasanah mengatakan bahwa kulit durian mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid serta memiliki kemampuan menghambat tumbuhnya jerawat.
Baca juga: Empat mitos tentang keaslian madu
“Krim anti-jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian ini lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat 15,8 mm," katanya.
Ia mengatakan bahwa krim anti-jerawat berbahan kulit durian diolah menggunakan teknologi nanoemulsi.
“Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet kurang dari 200 nm serta luas permukaan yang besar, ini dapat memberikan efek hidrasi, sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi risiko peradangan jerawat," ia memaparkan.
Anggota tim yang lain, Putri Ayu, menambahkan bahwa teknik mikrofluidasi dipilih untuk mendukung penggunaan teknologi nanoemulsi guna menghasilkan krim anti-jerawat dengan kemampuan penetrasi yang lebih baik.
Ia menjelaskan, krim anti-jerawat dibuat menggunakan ekstrak kulit buah durian, yang didapat dengan memotong dan membersihkan kulit durian, memasukkannya ke dalam oven dengan suhu 60°C selama 2×24 jam, serta menghaluskan, mengayak, dan mengesktraksinya.
Putri Ayu dan Nur Khasanah membuat krim anti-jerawat menggunakan kulit durian bersama Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas di bawah bimbingan dosen Zubaidah Ningsih AS, S.Si., M.Phil., Ph.D.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021