Praktisi Event dan Media serta Dosen Luar Biasa Fikom Unisba, Aldin Aldama, S.OS., M.SI dalam webiner Literasi Digital untuk Kabupaten Mandailing Natal, Selasa, 24 Agustus 2021, Jam 13.00 WIB menyampaikan materi dengan tema memanfaatkan Tren Aplikasi Media Sosial di Masa pandemi COVID-19.

Dalam pemaparannya, Aldin menjabarkan aplikasi media sosial yang banyak digunakan di Indonesia, meliputi youtube, instagram, tiktok, telegram, whatsapp, dan facebook. 

Peran dan manfaat media sosial, antara lain sebagai sarana prasarana, strategi, dan manajemen, sarana kontrol, evaluasi dan pengukuran, sarana preventif, sarana dokumentasi, administrasi, dan integritas, serta sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan.

Baca juga: Kiat berinternet secara sehat

Dilanjutkan oleh Zul Ichwan  (Direktur Lembaga Pendidikan Terapa (LPT) Panghengar-Bandung).

Zul membahas internet adalah platform kuat yang dapat digunakan dalam menyebarkan hal positif atau negatif. 

Berita baik dan buruk menyebar dengan cepat di internet, tanpa memikirkan anak-anak dan remaja yang mendapatkan berita tersebut.   

Inilah sebabnya, sebagai orang tua harus bisa menjadi teman yang membantu generasi penerus bangsa, menjadi penjelajah dunia yang cerdas, dan percaya diri dalam memanfaatkan internet sebaik-baiknya. 

Hal yang harus dilakukan orang tua dalam memberikan ajaran tentang keamanan internet untuk anak, meliputi tidak menjadi orang tua pemalas, tidak membandingkan anak, awasi anak bermain media sosial, menjadi contoh yang baik.

Menjadi orang tua yang kreatif, meningkatkan kepercayaan diri anak, memberi dukungan sepenuhnya, tidak takut gagal, serta mengenalkan berbagai hal seru pada anak.

Narasumber terakhir Rahmad Aditiya (Dosen Fakultas Teknik Informatika UNIVA Labuhanbatu).

Rahmad menjebarkan sumber konten pornografi, terdapat pada komik, internet, permainan, film atau TV, gawai, majalah, dan koran. 

Dampak pornografi pada anak, meliputi kerusakan otak, menangkan pesan salah, penurunan kinerja, merendahkan martabat wanita, terjerat bisnis pornografi, dan penyimpangan perilaku. 

Proses kerusakan otak anak akibat pornografi, mencakup diawali dengan ketidaksengajaan melihat konten pornografi, diolah oleh perasaan di otak, dan mendorong otak untuk memproduksi dopamin, anak menjadi kecanduan pornografi dan tidak peka, peningkatan level pornografi pada anak, sampai anak melakukan apa yang sering dia lihat.

Faktor penyebab anak tepapar pornografi, meliputi pola asuh yang keliru, tidak sengaja melihat konten pornografi, penasaran mengakses situs pornografi, menggunakan waktu luang untuk hal yang tidak baik, serta terpengaruh teman sebaya. 

Tips bagi orang tua agar anak terhindar dari pornografi, antara lain mendampingi anak ketika mengakses internet, memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia perkembangan, memberikan pemahaman anak tentang internet sehat dan aman.

Menempatkan komputer di ruang keluarga, memasang aplikasi pengaman pada gawai, serta memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak.

 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021