Dosen Universitas Multimedia Nusantara, DR. Daniel Susilo pada webiner Literasi Digital untuk kabupaten Mandailing Natal, Kamis (19/8/2021)  menjelaskan generasi alpha mencakup angka yang lahir pada tahun 2010 dan seterusnya, oleh karena itu tumbuh di dunia yang sepenuhnya digital. 

Ciri penanda dan perangkat generasi alpha, meliputi asisten virtual, gawai, wifi, dan implemen 5G. 

Masalah yang dihadapi generasi alpha, mencakup rentang perhatian dan konsentrasi berkurang, kurang waktu untuk bersosialisasi, kurang berkembangnya kreativitas dan imajinasi, serta berkurangnya kemampuan untuk mencapai kebahagiaan.

Baca juga: Harus pintar dalam memanfaatkan dunia digital

Alpha disajikan sebagai generasi yang sangat ditandai oleh teknologi baru dan jaringan sosial, dengan masa depan yang lebih tidak pasti dalam menghadapi perubahan politik dan ekonomi yang cepat, dan dengan tekanan untuk memimpin perang melawan perubahan iklim dan transisi ke planet yang lebih berkelanjutan. 

Solusi untuk generasi berkelanjutan, meliputi sediakan ruang mendengar untuk generasi alpha, berika kebebasan memanfaatkan teknologi dengan baik, lengkapi etika dan budi pekerti ekosistem digital, serta ubah pola pikir akan isu-isu berkelanjutan bumi.

Dilanjutkan oleh DR. Lisa Adhrianti M,SI (Akademisi Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu dan Anggota JEPLIDI). Lisa mengangkat tema “Mendeteksi Ancaman Keamanan Digital di Media Sosial"

Lisa membahas keamanan digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman. 

Keamanan digital tidak hanya untuk mengamankan data yang masyarakat miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. 

Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. 

Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang masyarakat miliki jika tidak diproteksi dengan benar adalah kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang bisa dilakukan oleh orang yang paham teknologi dan informasi. 

Melindungi identitas digital di media sosial meliputi identitas yang terlihat dan identitas yang tidak terlihat. Identitas yang terlihat, mencakup nama pengguna, foto profil pengguna, deskripsi pengguna, serta identitas lain yang tercantum dalam akun. 

Identitas yang tida terlihat, meliputi PIN, password, atau kata sandi, autentikasi dua faktor, OTP, dan identitas lain.

Webinar diakhiri, oleh Dwi Yeolyan DJAP (Influencer dengan Followers 14,9 Ribu). Dwi menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa solusi untuk generasi berkelanjutan.

Meliputi sediakan ruang mendengar untuk generasi alpha, berika kebebasan memanfaatkan teknologi dengan baik, lengkapi etika dan budi pekerti ekosistem digital, serta ubah pola pikir akan isu-isu berkelanjutan bumi. 

Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. 

Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang masyarakat miliki jika tidak diproteksi dengan benar adalah kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang bisa dilakukan oleh orang yang paham teknologi dan informasi.

Pemahaman wawasan bangsa pada hakikatnya dilandasi oleh Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa untuk dijadikan pedoman bertingkah laku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara hingga terbentuk karakter bangsa. 

Teknologi informasi dan wawasan kebangsaan menjadi sahabat kental, karena terjadi pertaruhan moral dan intelektual. 

Tips sebelum mengunggah di media sosial, antara lain konten yang diunggah merupakan fakta, dapat dipertanggung jawabkan, bermanfaat bagi banyak orang, serta tidak menyinggung orang lain.

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021