Aktivis dan musisi Melanie Soebono menjelaskan berdamai dengan digital merupakan syarat untuk menguasai digital.
"Manusia harus pintar dalam memanfaatkan dunia digital," katanya pada webiner Literasi Digital untuk Labuhanbatu Utara, Rabu (11/8/2021).
Ia mengatakan terdapat konten positif dan negatif yang ada di media sosial. Semua tergantung pada seseorang ingin mengakses konten negatif maupun positif. Peran orang tua sangat penting untuk mengontrol apa yang sedang diakses oleh anak di media sosial.
Konten negatif yang terdapat pada media sosial berupa hoax dan misleading. Untuk mendapatkan berita hoax dapat dicegah dengan cara mencari informasi yang valid di internet maupun melaporkannya di turn back hoax.
Baca juga: Kenali dan pahami rekam jejak di era digital
Terkadang, terdapat beberapa orang tua yang enggan repot untuk menghadapi teknologi digital namun sebagai anak harus sadar dengan memanfaatkan media sosial untuk konten yang positif karena, jejak digital tidak bisa hilang selamanya.
Dilanjutkan oleh Tresna Wati (Guru Perhotelan dan HUBIN SMK Bahagia Bandung).
Tresna menjabarkan jenis-jenis penipuan digital, meliputi phising, phone scams, SMSdrcea4w3q1hing, serta impersonations. Phising merupakan penipuan berkedok transfer perbankan, pembobolan data pengguna e-commerce, atau penipuan layanan streaming berbayar dengan iming-iming gratis.
Phone scams, aksinya biasa menyasar layanan perbankan melalui scam kartu kredit, misalnya penipu menelepon korban dan meminta OTP atau data pribadi lainnya. SMShing, kerap menjerat pelanggan layanan telekomunikasi.
Salah satu contohnya, korban dihubungi lewat SMS diberitahu mereka menang sebuah undian. Impersonations, kejahatan ini kerap mengatasnamakan e-commerce bahkan BUMN, misalnya pembagian kuota gratis.
Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan digital, antara lain menjaga informasi pribadi, jangan memberikan kode otp, jangan mudah tergiur dengan hadiah atau keuntungan yang ditawarkan, tidak mentransfer ke rekening pribadi, serta hanya percaya informasi di situs resmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Manusia harus pintar dalam memanfaatkan dunia digital," katanya pada webiner Literasi Digital untuk Labuhanbatu Utara, Rabu (11/8/2021).
Ia mengatakan terdapat konten positif dan negatif yang ada di media sosial. Semua tergantung pada seseorang ingin mengakses konten negatif maupun positif. Peran orang tua sangat penting untuk mengontrol apa yang sedang diakses oleh anak di media sosial.
Konten negatif yang terdapat pada media sosial berupa hoax dan misleading. Untuk mendapatkan berita hoax dapat dicegah dengan cara mencari informasi yang valid di internet maupun melaporkannya di turn back hoax.
Baca juga: Kenali dan pahami rekam jejak di era digital
Terkadang, terdapat beberapa orang tua yang enggan repot untuk menghadapi teknologi digital namun sebagai anak harus sadar dengan memanfaatkan media sosial untuk konten yang positif karena, jejak digital tidak bisa hilang selamanya.
Dilanjutkan oleh Tresna Wati (Guru Perhotelan dan HUBIN SMK Bahagia Bandung).
Tresna menjabarkan jenis-jenis penipuan digital, meliputi phising, phone scams, SMSdrcea4w3q1hing, serta impersonations. Phising merupakan penipuan berkedok transfer perbankan, pembobolan data pengguna e-commerce, atau penipuan layanan streaming berbayar dengan iming-iming gratis.
Phone scams, aksinya biasa menyasar layanan perbankan melalui scam kartu kredit, misalnya penipu menelepon korban dan meminta OTP atau data pribadi lainnya. SMShing, kerap menjerat pelanggan layanan telekomunikasi.
Salah satu contohnya, korban dihubungi lewat SMS diberitahu mereka menang sebuah undian. Impersonations, kejahatan ini kerap mengatasnamakan e-commerce bahkan BUMN, misalnya pembagian kuota gratis.
Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan digital, antara lain menjaga informasi pribadi, jangan memberikan kode otp, jangan mudah tergiur dengan hadiah atau keuntungan yang ditawarkan, tidak mentransfer ke rekening pribadi, serta hanya percaya informasi di situs resmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021