Bahasa Angkola salah satu warisan budaya khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang harus di lestarikan dan diajarkan kepada regenerasi agar tidak terkikis budaya asing. 

"Ini (adat budaya seperti bahasa Angkola) merupakan kekayaan dan khasanah yang penting di lestarikan mengingat derasnya arus budaya asing," kata Bupati Tapsel Dolly. Pasaribu. 

Bupati sampaikan itu di acara Revitalisasi Bahasa Angkola bertemakan "Martahi Godang dan Mangupa" pada Adat Budaya Daerah Tapsel, di Gedung Serbaguna, Komplek Kantor Pemkab Tapsel di Sipirok Senin (30/8).

Baca juga: Bupati Tapsel: Jalan desa di SD.Hole yang ditimbun longsor sudah lancar dilalui

Revitalisasi bahasa Angkola ini sendiri merupakan program Kemendikbud Ristek RI bekerjasama Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan sesuai amanat UU nonor 24 Tahun 2019. Komitmennya membangun SDM (Sumber Daya Manusia).

Tujuannya untuk mempertahankan bahasa daerah di Indonesia yang di fasilitasi Pemkab Tapsel melalui Dinas Pendidikan Tapsel sengan melibatkan stakeholder (Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat) daerah setempat.

Menurut Bupati selain bahasa seperti seni budaya (sanggar) juga penting di kembangkan digalakkan upaya mencegah generasi muda Tapsel dari kenakalan remaja utamanya narkoba di samping menanamkan rasa cinta seni budayanya sendiri.

"Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu wajib kita pergunakan dan Bahasa (khusus daerah) Angkola wajib kita lestarikan sementara Bahasa Asing perlu kita kuasai," tegas Bupati seraya bertekad agar bidang studi bahasa Angkola tidak saja menjadi muatan lokal akaj tetapi menjadi pelajaran wajib bagi siswa.

Perwakilan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kemendikbud Ristek, Deni Setiawan, mengatakan, mengapresiasi Pemkab Tapsel yang telah komit menjalankan amanat UU nomor 24 tahun 2019 tentang pembinaan, pengembangan, dan perlindungan bahasa Indonesia.

"SDM merupakan prioritas yang akan melahirkan Indonesia tangguh. SDM yang tangguh harus memiliki nilai-nilai lihur suatu bangsa. Mencapai itu, tentu upaya kali pertama di lakukan memfasilitasi memberikan stimulasi dan pemodelan bagaimana perlindungan tentang bahasa," sebutnya.

Sebelum itu, Kadis Pendidikan Tapsel Amros Karangmatua menjelaskan bahwa program revitalisasi bahasa Angkola tindak lanjut hasil pertemuan antara Pemkab (Bupati) Tapsel beberapa bulan lalu dengan pihak Kemendikbud Ristek RI bersama Baoai Bahasa Provinsi Sumut. 

Ketua Forkala Tapsel Sutan Soripada Mulia Harahap, mengatakan, selaku mitra Dinas Pendidikan Tapsel pihaknya telah memberikan edukasi serta pelatihan selama empat bulan generasi muda Tapsel terkait bahasa Angkola tersebut. 

"Harapannya ke depan semua regenerasi yang telah mendapat pelatihan berbulan-bulan itu dapat mentransformasikan ilmunya bagi generasi muda lainnya baik di lingkunyannya maupun di sekolahnya masing-masing," harap Soripada Mulia.

Hadir di acara ini Wakil Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran, Tim Kemendikbud Ristek RI, Perwakilan Balai Bahasa Sumut, Pimpinan OPD, Ketua TP PKK Tapsel Ny Rosalina Dolly Pasaribu, Camat, Ketua Dewan Kesenian Tapsel, para Tenaga Pendidik, tokoh dan raja-raja adat di Tapsel. 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021