Dalam rangka mendukung Ekowisata di Sumatera Utara, LPPM USU melaksanakan pelatihan tepat guna dengan melakukan pendampingan kelompok tani Bahagia Desa Hutanamale, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

"Kegiatan pelatihan tepat guna dari pengabdian berbasis penelitian masyarakat yang kita laksanakan itu pada 21 - 22 Agustus 2021," Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph D yang menghubungi ANTARA, Selasa (24/8).

Ketua LPPM USU  menyampaikan dan quot Prof.Dr. Tulus M.Si dalam kegiatan ini memberian bantuan bibit hortikultura berupa bibit cabe, kentang, tomat dan sawi serta 1 set alat huller kopi ke petani yang diharapkan menjadi stimulus awal bagi Kelompok Tani (Poktan) Bahagia. 

Baca juga: Pemkab Tapsel dukung penuh program BPJamsostek

Sinergitas pengabdian tersebut akan menambatkan hati USU di masyarakat bersama ketua tim Ameilia Zuliyanti M.Sc, Ph.D, (terkait PHT tanaman hortikultura), Dr. Ir Yunilas, MP (menyangkut pembuatan pupuk organik dari limbah sayuran), dan Putri Candra Ayu, S.TP, M.Si (melatih penggunaan huller kopi).

Dikatakan, LPPM USU (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara) dalam pendampingan petani di daerah itu dalam hal pengelolaan komoditi Jeruk Maga, Kopi Arabika, dan Hortikultura.

"Kegiatan yang kita lakukan ini bertujuan untuk mendesain Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) tepat guna, melatih petani menggunakan alat pengelolaan kopi secara sederhana serta terbentuknya agrowisata berbasis lahan pertanian," jelas Ameilia.

Menurut Ameilia, Desa Hutanamale merupakan salah satu sentra di Madina yang mengembangkan berbagai tanaman hortikultura (seperti sayuran kol, kentang, bawang merah, cabe, tomat, seledri, buah jeruk maga, alpukat, kopi, dan karet).

"Secara ekonomis, komoditas holtikultura di seluruh wilayah Indonesia cukup menjanjikan. Khusus kentang (selaku sumber vitamin A, B, dan C, mineral, karbohidrat, protein, serat, dan lemak yang amat berguna bagi kesehatan) merupakan tanaman specifik lokal dan sayuran familiar di Hutanamale, Madina khususnya," jelasnya.

Hasil dari kegiatan LPPM menyampaikan dan quot, menemui hama ulat Spodoptera litura,  Plutella xylosstella, Liriomyza sp, Thrips palmi, nematoda sista kentang, dan plutellidae merupakan hama-hama yang menjadi tantangan petani hortikultura.

"Bilamana tidak ada tindakan pengendalian dilakukan, kerusakan tanamana sayuran oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitas," sebutnya.

Memang, kata Ameilia, secara biologi hama-hama dapat dikendalikan dengan cara menggunakan predator dan parasitoid, serta secara kimia dengan menggunakan pestisida nabati yang dinilai cara tepat digunakan dengan konsep menjaga kelestarian lingkungan dan quot.

Sementara itu, Bupati melalui Kadis Pariwisata Madina M.Yasir Lubis SP mengapresiasi seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan LPPM USU di wilayah itu, dengan harapan potensi jeruk maga, kopi arabika dan hortikultura Madina khsusunya Desa Hutanamale dapat mendorong ekowisata Sumut sesuai visi LPPM USU yang muaranya dalam rangka kesejahteraan masyarakat di Lereng Gunung Sorik Merapi.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021