Bank sampah Sarop Jadi Sere (istilah sampah menjadi emas) di Desa Siamporik Dolok, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) merupakan desa binaan PKK, melakukan penimbangan perdana sampah rumah tangga mereka. 

Launching perdana bank sampah sarop jolo berhasil menyimpan 222 kilogram sampah anorganik nilainya seharga Rp1,4 juta, Jumat (23/7) dan disaksikan Bupati Tapsel Dolly P.Pasaribu dan Ketua TP PKK Ny Rosalina Dolly Pasaribu.

Direktur bank sampah sarop jadi sere Fitri Yani juga Ketua TP PKK Desa Siamporik Dolok menghubungi ANTARA, sampah sebanyak 22 kg itu hasil yang dikumpulkan 34 nasabah warganya beberapa hari ke belakang. Kedepan penimbangan kontinu setiap Jumat.

Baca juga: Masuk zona orange, Forkopimda Tapsel rapat koordinasi menekan penyebaran COVID-19

"Uang Rp1,4 juta milik 34 nasabah itu sudah tercatat tersimpan di bank sampah. Satu waktu bisa mereka ambil baik tukar sembako maupun tukar emas. Sesuai nilai uang hasil penjualan sampahnya masing-masing," katanya seraya berharap dapat diikuti warga lainnya. 

Sementara Kepala Desa Siamporik Dolok Mara Monang Siregar akan terus mendorong warganya yang 140 KK untuk menjadi nasabah bank sampah sarop jadi sere. Selain menjadikan sampah bernilai ekonomis tujuan lain lingkungan menjadi bersih dan sehat.

Bupati Tapsel Dolly P.Pasaribu disela penimbangan sampah anorganik tersebut sangat mengapresiasi adanya kelompok Bank Sampah Sarop Jadi Sere Siamporik Dolok itu dengan harapan diikuti desa-desa lainnya. 

"Kita mendorong bank-bank sampah di Tapsel. Tujuannya selain menambah inkam keluarga tanpa menggangu aktivitas utama masyarakat juga sejalan visi misi mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan sejahtera," katanya.

Apalagi sejalan lima nilai luhur (poda na 5) budaya Tapsel yakni pertama paias pamatang mu (bersihkan badan mu), paias parabiton mu (bersihkan pakaian mu), paias bagas mu (bersihkan rumah mu), paias pakarangan mu (bersihkan pekarangan dan lingkungan mu).

"Mudah-mudahan kehadiran bank-bank sampah ini dapat merubah pola pikir masyarakat untuk membiasakan diri dari yang tidak biasa menjadi biasa dalam rangka menciptakan lingkungan yang asri dan sehat," katanya.

Amri Yasin Nasution dari Lembaga Sipirok Lestari menjelaskan bahwa terwujudnya Bank Sampah Siamporik Dolok setelah Bang Sampah Desa Hutaginjang, Angkola Timur berkat kerjasama dengan pihak Arta Jaya dibawah kendali Armawati Chaniago.

"Arta Jaya kemudian memercayakan Sartika Permata dari Tapanuli Sarop Foundation dan Lembaga Sipirok Lestari untuk menjadi pendampingan bank sampah masyarakat di Tapsel," jelasnya. 

Sampah-sampah yang dikumpul (dibeli) dari kelompok bank sampah nantinya akan di angkut ke Medan untuk di daur ulang oleh Arta Jaya, dan diolah menjadi kerajinan tangan dan sebagainya. 

"Rencana kedepannya untuk pengolahan sampah-sampah organik. Sekarang dalam tahap penjajakan. Arta Jaya selaku owner juga sudah siap untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos," katanya. 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021