Universitas Methodist Indonesia menggelar seminar nasional inovasi dan informatika dengan tema "Peran Perguruan Tinggi Menghadapi Potensi Kebencanaan di Sumatera Utara berbasis IOT dan Data Science” Bersama Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah Medan dan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sumatera Utara.
Dalam seminar nasional ini, panitia Fakultas Ilmu Komputer UMI, menghadirkan narsumber Bapak Hartanto, ST, MM, selaku Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan dan, Guru Besar Ilmu Komputer USU, Prof. Mhd. Zarlis. Kegiatan ini langsung dibuka oleh Rektor UMI, Drs. Humuntal Rumapea, M.Kom.
Dalam keterangan dan sambutannya, Humuntal Rumapea menjelaskan kondisi kebecanaan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara terus meningkat, untuk itu perlunya peran perguruan tinggi dalam melakukan kajian di bidang kebencanaan dan bersinergi dengan BMKG.
Baca juga: Gempa M 5,3 guncang Melonguane Sulut
Kepala MKG Wilayah I, Hartanto, ST, MM dalam paparannya menjelaskan, saat ini, tantangan BMKG kedepan cukup berat, peningkatan kebencanaan tidak hanya dibidang hidro meteorologi, dan geofisika tetapi juga dibidang pertanian dan kesehatan.
Kesemua bidang tidak terlepas dari layanan data dan infromasi BMKG. Kita ambil contoh dampak dari perubahan iklim di bidang potensi penyakit demam berdarah, potensi gempa bumi di saat pandemik COVID 19, tentunya sangat diperlukan bagaimana memetakan itu dengan Internet of Things (IoT) dan Data Science. Untuk itu diperlukan kolaberasi dengan perguruan tinggi.
Disaat yang bersamaan Guru Besar Ilmu Komputer, Prof. Mhd Zarlis menjelaskan peran perguruan tinggi sangat diperlukan dalam pengembangan IOT dan Data Sceince di bidang ke bencanaan, potensi riset dan pengabdian dengan industry seperti BMKG sangat diperlukan, melihat kondisi Sumatera Utara merupakan wilayah yang kompleks dari sisi bencana.
Di sisi lain , perguruan tinggi juga memiliki program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) yang bisa dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan industri khsusnya BMKG untuk mendukung program nasional.
Berdasarkan laporan panitia, Jimmy F Naibaho, menjelaskan kegiatan seminar nasional ini di ikuti lebih dari 256 peserta, 46 pemakalah yang berasal dari beberapa daerah, seperti Aceh, Medan, Bengkulu dan NTT.
Sementara kegiatan ini di Moderatori oleh peneliti Balai MKG Wilayah I, Marzuki Sinambela dan Indra Jaya Kelana, ST, M.Kom.
Panitia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat dalam melihat potensi kebencanaan di Sumatera Utara dalam melakukan riset awal dan pengabdian berbasis trend teknologi, IOT dan data science, sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Dalam seminar nasional ini, panitia Fakultas Ilmu Komputer UMI, menghadirkan narsumber Bapak Hartanto, ST, MM, selaku Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan dan, Guru Besar Ilmu Komputer USU, Prof. Mhd. Zarlis. Kegiatan ini langsung dibuka oleh Rektor UMI, Drs. Humuntal Rumapea, M.Kom.
Dalam keterangan dan sambutannya, Humuntal Rumapea menjelaskan kondisi kebecanaan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara terus meningkat, untuk itu perlunya peran perguruan tinggi dalam melakukan kajian di bidang kebencanaan dan bersinergi dengan BMKG.
Baca juga: Gempa M 5,3 guncang Melonguane Sulut
Kepala MKG Wilayah I, Hartanto, ST, MM dalam paparannya menjelaskan, saat ini, tantangan BMKG kedepan cukup berat, peningkatan kebencanaan tidak hanya dibidang hidro meteorologi, dan geofisika tetapi juga dibidang pertanian dan kesehatan.
Kesemua bidang tidak terlepas dari layanan data dan infromasi BMKG. Kita ambil contoh dampak dari perubahan iklim di bidang potensi penyakit demam berdarah, potensi gempa bumi di saat pandemik COVID 19, tentunya sangat diperlukan bagaimana memetakan itu dengan Internet of Things (IoT) dan Data Science. Untuk itu diperlukan kolaberasi dengan perguruan tinggi.
Disaat yang bersamaan Guru Besar Ilmu Komputer, Prof. Mhd Zarlis menjelaskan peran perguruan tinggi sangat diperlukan dalam pengembangan IOT dan Data Sceince di bidang ke bencanaan, potensi riset dan pengabdian dengan industry seperti BMKG sangat diperlukan, melihat kondisi Sumatera Utara merupakan wilayah yang kompleks dari sisi bencana.
Di sisi lain , perguruan tinggi juga memiliki program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) yang bisa dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan industri khsusnya BMKG untuk mendukung program nasional.
Berdasarkan laporan panitia, Jimmy F Naibaho, menjelaskan kegiatan seminar nasional ini di ikuti lebih dari 256 peserta, 46 pemakalah yang berasal dari beberapa daerah, seperti Aceh, Medan, Bengkulu dan NTT.
Sementara kegiatan ini di Moderatori oleh peneliti Balai MKG Wilayah I, Marzuki Sinambela dan Indra Jaya Kelana, ST, M.Kom.
Panitia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat dalam melihat potensi kebencanaan di Sumatera Utara dalam melakukan riset awal dan pengabdian berbasis trend teknologi, IOT dan data science, sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021