Dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan dan menyikapi perkembangan arus teknologi informasi dan komunikasi secara global, maka Polbangtan Medan menyelenggarakan kegiatan Sharing Session.

Sharing Session denganTema “Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian Indonesia di Era Disrupsi Teknologi" digelar Kamis (8/7).

Kegiatan Sharing Session dilakukan, Kamis (8/7) 2021 secara virtual dengan mengundang narasumber Dr. Ir. AgengSetiadiHerianto, M.Sc. (Assistant FAO Indonesia), dan (2) NurulTryaWulandari, S.P. (Manager Digital Extension Society for Agriculture/ DESA Application, Universitas Gadjah Mada).

Baca juga: Polbangtan Medan Selenggarakan PKL bagi mahasiswa Program Studi TPTP

Kegiatan Sharing Session diikuti oleh mahasiswa Polbangtan Medan dan terbuka untuk umum dengan jumlah peserta sebanyak 140 orang yang berasal dari Penyuluh Pertanian, Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Akademisi Universitas Andalas, dan lain-lain.

Antusiasme peserta terlihat dari peran aktif dalam bertanya kepada kedua nara sumber terutama berkaitan dengan Kegiatan Program FAO untuk pembangunan pertanian dan penggunaan teknologi digital melalui Aplikasi Digital Extension Society for Agriculture (DESA) dari Universitas Gadjah Mada.
 
Peserta menyadari pentingnya peningkatan SDM pertanian untuk penguasaan teknologi digital untuk bisa beradaptasi di era disrupsi teknologi. 

Selanjutnya, nara sumber Nurul Trya Wulan mengatakan bahwa Pertanian Indonesia akan dapat maju dan berkembang apabila adanya dukungan SDM pertanian, sarana prasarana, dan teknologi.

Generasi muda lebih tertarik dengan pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan sektor pertanian di Indonesia. Selain teknologi digital, kemampuan berkolaborasi antar pihak juga dapat memberikan dukungan dalam kemajuan sector pertanian. 

Oleh karena itu, rebranding sector pertanian dapat memajukan perekonomian terwujud. 
Sementara itu, narasumber Dr. Ir. Ageng Setiadi Herianto, M.Sc. mengutarakan bahwa teknologi aplikasi digital adalah pilihan media yang digunakan di era saat ini untuk bisa memberikan komunikasi pembangunan pertanian secara luas. 

Namun, teknologi aplikasi ini harus bisa memberikan kebermanfaatan bagi penggunanya dalam mendukung usaha pertanian.

Kegiatan yang dimoderatori oleh Puji Wahyu Mulyani, S.P., M.Sc. juga menegaskan bahwa dalam proses komunikasi dengan menggunakan teknologi digital harus diperhatikan khalayak penggunanya. 

Saat ini, Kementerian Pertanian melalui BadanPenyuluhan SDM Pertanian telah berupaya melakukan rebranding sector pertanian, salah satunya melalui Duta Petani Millenial. 

"Pengusaha tani yang berusia muda yang memiliki kegiatan usaha di sector pertanian dan memanfaatkan teknologi digital dapat menjadi actor perubahan untuk memotivasi petani di sekitarnya serta generasi muda," kata  Direktur Polbangtan Medan, Ir. Yuliana Kansrini, M.Si.


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian RI ( Kementan ) terus berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang pertanian saat kegiatan Kuliah umum di Polbangtan Medan. 

Syahrul berpesan kepada mahasiswa agar terus belajar karena saat ini kita harus mampu bersaing dengan negara luar.



"Kalian ini adalah pionir penentu kesejahteraan bangsa ini. Miskin atau tidak masyarakat ada di tangan kamu (mahasiswa)," kata Syahrul Yasin Limpo.



Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangsan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan output dan tujuan dari program pendidikan ini adalah menciptakan Job Seeker dan Job Creator, yaitu membentuk wirausahawan muda pertanian dan SDM yang siap bekerja di dunia usaha serta industri pertanian. 



“Pembentukan karakter yang paling penting adalah karakter kedisiplinan dan karakter pertanian. Karakter kediplinan akan menciptakan pribadi yang tangguh, pantang menyerah serta mandiri” kata Dedi.
 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021