Kiper legendaris Italia yang pernah mengantarkan negaranya menjuarai Piala Eropa, Dino Zoff, mengatakan Azzurri membutuhkan "pribadi yang hangat tapi berdarah dingin" guna mengalahkan Inggris di Stadion Wembley dalam final Euro 2020, Senin dini hari nanti.
Zoff sendiri menjadi bagian dari skuad Italia yang mencatat kemenangan pertama negaranya di London pada 1973.
Zoff juga bagian dari satu-satunya tim Italia yang menjuarai Euro di negara itu sampai kini, pada 1968. Dia yakin kemenangan 1-0 atas Inggris dalam laga persahabatan pada November 1973 di mana dia juga bermain, adalah momen sangat penting bagi timnas Italia.
Baca juga: Presiden Komisi Uni Eropa jagokan Italia juara Euro 2020
"Kami belum pernah mengalahkan Inggris di sana. Mereka masih merasa seperti penjaga olahraga ini. Wembley adalah semacam kuil terlarang. Mereka ada pada waktu yang berbeda, di dunia lain," kata dia kepada Corriere della Sera seperti dikutip Reuters.
Ketika ditanya bagaimana caranya menang di Wembley, Zoff menjawab, "Seperti yang mereka bilang di Barat, 'Dengan bersikap hangat dan berdarah dingin'."
Zoff, yang merupakan manajer Italia ketika Azzurri kalah dalam final Euro 2000 dari Prancis lewat "gol emas", mengatakan dia dan rekan-rekan satu timnya diejek dan disebut "pelayan" oleh suporter Inggris manakala masuk lapangan Wembley pada 1973.
Baca juga: Bonucci sanjung Mancini yang obati kekecewaan di Piala Dunia 2018
Suasana riuh diharapkan terjadi Senin dini hari nanti di mana sekitar 60.000 pendukung bakal menonton final itu.
Namun Zoff yang kini berusia 79 tahun mengecilkan pengaruh penonton itu.
"Saya percaya kepada atmosfer sampai titik tertentu," kata dia.
"Ya, ada 60.000 orang yang mendukung Anda. Tapi itu tak seperti mereka sedang bermain. Inggris lebih punya banyak tekanan. Cukup bayangkan jika mereka tidak menang..."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Zoff sendiri menjadi bagian dari skuad Italia yang mencatat kemenangan pertama negaranya di London pada 1973.
Zoff juga bagian dari satu-satunya tim Italia yang menjuarai Euro di negara itu sampai kini, pada 1968. Dia yakin kemenangan 1-0 atas Inggris dalam laga persahabatan pada November 1973 di mana dia juga bermain, adalah momen sangat penting bagi timnas Italia.
Baca juga: Presiden Komisi Uni Eropa jagokan Italia juara Euro 2020
"Kami belum pernah mengalahkan Inggris di sana. Mereka masih merasa seperti penjaga olahraga ini. Wembley adalah semacam kuil terlarang. Mereka ada pada waktu yang berbeda, di dunia lain," kata dia kepada Corriere della Sera seperti dikutip Reuters.
Ketika ditanya bagaimana caranya menang di Wembley, Zoff menjawab, "Seperti yang mereka bilang di Barat, 'Dengan bersikap hangat dan berdarah dingin'."
Zoff, yang merupakan manajer Italia ketika Azzurri kalah dalam final Euro 2000 dari Prancis lewat "gol emas", mengatakan dia dan rekan-rekan satu timnya diejek dan disebut "pelayan" oleh suporter Inggris manakala masuk lapangan Wembley pada 1973.
Baca juga: Bonucci sanjung Mancini yang obati kekecewaan di Piala Dunia 2018
Suasana riuh diharapkan terjadi Senin dini hari nanti di mana sekitar 60.000 pendukung bakal menonton final itu.
Namun Zoff yang kini berusia 79 tahun mengecilkan pengaruh penonton itu.
"Saya percaya kepada atmosfer sampai titik tertentu," kata dia.
"Ya, ada 60.000 orang yang mendukung Anda. Tapi itu tak seperti mereka sedang bermain. Inggris lebih punya banyak tekanan. Cukup bayangkan jika mereka tidak menang..."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021