Permintaan pinang dari Thailand ke Sumatera Utara terus meningkat, meski negara itu termasuk salah satu produsen komoditas serupa seperti halnya Indonesia.

"Telah ada kontrak sejak awal tahun secara terus menerus. Pada Juli ini, kami dapat kontrak pinang belah lagi dari importir asal Thailand," ujar eksportir komoditas di Sumut, Rianto Aritonang di Medan, Kamis (8/7).

Untuk Juli ini, katanya, permintaan dari pengusaha Thailand itu ada sebanyak 10 kontainer dengan nilai 486.000 dolar AS.

Dijadwalkan pinang belah itu dikapalkan minggu depan.

Baca juga: Karantina Pertanian Belawan dorong petani ekspor hortikultura

"Ternyata meski Thailand termasuk produsen pinang terbesar, negara itu masih membutuhkan pinang asal Indonesia, khususnya dari Sumut," katanya.

Menurut dia, permintaan pinang dari Thailand itu datang dari berbagai perusahaan dengan jenis yang berbeda - beda juga mulai pinang bulat, pecah/belah mau pun pinang rebus.

Rianto Aritonang, pemilik CV Karya Harapan Kita itu menyebutkan, pinang tersebut dijadikan untuk industri makanan seperti permen dan industri kimia.

Selain ke Thailand, ekspor pinang Sumut juga ke India dengan jumlah yang lebih besar.

"Alhamdulillah, di tengah masih ada pendemi COVID-19, ekspor pinang cukup banyak," ujar Rianto.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021