Program Literasi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kali ini menyambangi masyarakat Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Acara yang digelar Senin (5/7) secara daring itu menghadirkan sejumlah pembicara.

Bupati Kabupaten Simalungun,Radiapoh Hasiloan Sinaga, yang tampil sebagai pembicara kunci mengatakan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital.

Serta bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing  oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Baca juga: Literasi Digital di Labuhan Batu

HR Manager Cyber Group dan Direktur SDM & Pengembangan Talent Hub Indonesia, Davina Variani, tampil pada sesi Digital Skill yang mengangkat tema “Keterampilan Yang Harus Dikuasai di Era Digital".

Davita membahas beberapa keterampilan yang harus dikuasai, pertama hard skill seperti, paham cara mengoperasikan gadget dan laptop, keterampilan pengolah data, dan kemampuan marketing dan promosi lewat internet. Selanjutnya, keterampilan soft kill seperti, problem solving, komunikasi atau public speaking, dan integritas. 

Dilanjutkan sesi Digital Safety, oleh I Gede Putu Krisna Juliharta (Pengurus Relawan TIK Indonesia dan Wakil Ketua III STMIK Primakara). Krisna membahas tema “Bahaya Penggunaan Wifi Publik Pada Transaksi Digital"

Krisna menjelaskan masalah keamanan wireless seperti, pencurian fisik, wardriving, penyadapan, dan wireless cracking. Pengaman wireless dapat mencakup segmentasi jaringan dan pembatasan akses berdasarkan MAC address. 

Baca juga: Gubernur Sumut minta masyarakat cakap menggunakan teknologi digital

Sesi Digital Culture oleh Tiarma Intan Marpaung (Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan". Tiarma memberikan materi dengan tema “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital.

Tiarma memberikan informasi mengenai elemen literasi digital bagi tenaga pendidik dan anak didik diantaranya, aspek kultural, aspek kognitif, konstruktif, komunikasi, dan percaya diri. 
Pengetahuan memilih sumber literasi digital yang akurat harusnya diberikan khususnya pada sekolah menengah pertama dan atas. Solusi untuk belajar daring melalui platform pendidikan gratis seperti ruang guru, zenius, dan cisco webex.

Narasumber terakhir ialah Charlie M. Sianipar (CEO Galaseo Digital Marketing Agency Indonesia) pada sesi Digital Ethics. 

Charlie mengangkat tema “Pentingnya pemahaman Membedakan Informasi Hoax. Charlie membahas tujuan dan media penyebaran yaitu untuk mengadu domba, menyebarkan fitnah, dan mencemarkan nama baik. 

Hoax paling banyak terdapat pada bidang politik, kesehatan, dan SARA. Media penyebaran melalui platform digital online seperti, media sosial, whatsapp, meme, dan situs tidak bertanggungjawab. 

Salah satu ciri-ciri hoax adalah menciptakan kecemasan dan kebencian, dan sumber yang tidak jelas dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban.

Webinar diakhiri oleh Michelle Wanda (Aktris, Presenter, dan Influencer dengan followers 46,7 ribu). Michelle menyimpulkan tema dari para narasumber seperti, lebih suka membuka peluang berbisnis online, berbelanja apapun dapat dilakukan secara online, di zaman sekarang berita hoax lebih meyakinkan tetapi.

"Kita sebagai pengguna gawai harus lebih teliti agar tidak termakan hoax, dan mengunggah apapun di media sosial dapat meninggalkan jejak," katanya.


 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021