Potensi Labuhanbatu Utara untuk mendukung kedaulatan pangan sangat besar. Namun sayangnya, potensi tersebut belum digarap maksimal. Malahan sejumlah program pemerintah terkesan kurang tersosialisasi kepada masyarakat.
Demikian antara lain tanggapan yang muncul pada diskusi yang digelar Majlis Insan Cita (MIC) Korps Alumni HMI (KAHMI) Labuhanbatu Utara dengan topik bahasan Kedaulatan Pangan dan Reforma Agraria yang digelar di Kabin Kupie Cafe n Resto yang berada di perbatasan Labura-AsLabura-Asahan, Rabu (7/7) malam.
Acara yang dipandu Ketua KAHMI Labura Bambang Desriandi SHI itu menampilkan narasumber yaitu Sekretaris Research Development Institut Syukur Dalimunthe SSi dan Praktisi Pertanian/anggota KAHMI Hariadi Surianto SP.
Hariadi dalam paparannya pada kegiatan yang mengusung tema Menumbuhkembangkan dan Menggali Potensi Nyata Tanaman Pangan dan Hortikultura menuju Sustainabilitas Kedaulatan Pangan itu antara lain menyebut, salah satu program pemerintah yaitu Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) kurang bergem di tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok itu.
Padahal, kabupaten yang memasuki usia 13 tahun tersebut dikenal dengan luasnya lahan perkebunan kelapa sawit. Malah, papar alumni Fakultas Pertanian UISU itu, Kabupaten Sergei lebih banyak memanfaatkan program itu.
Melalui program yang dimaksud membantu petani kelapa sawit, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan. Sebelum panen, kelompok penerima program dapat memanfaatkan lahan dengan tanaman tumpang sari.
Ia mengambil contoh jenis tanaman yang dapat diusahai sebelum kelapa sawit berusia tiga tahun seperti jagung atau cabai. Dengan usaha itu, penerima bantuan dapat menambah penghasilan sebelum sawitnya berproduksi.
Pada bagian lain ia juga menyinggung bagaimana produk pertanian Labura seperti beras Ramos dan Kuku Balam yang berasal dari pesisir kabupaten itu malah lebih menguntungkan daerah lain.
Karena itulah, pria yang sudah beraktivitas di Labura sejak 2011 tersebut berharap, KAHMI bisa menjadi pionir dan inspirator bagi masyarakat. "Paling tidak, di awal ini KAHMI bisa membuat pilot project," jelasnya dalam kegiatan yang juga dihadiri anggota DPRD Asahan termuda Mhd Reza Andhika.
Diskusi yang berlangsung hingga menjelang tengah malam itu berlangsung dinamis dengan tanggapan yang muncul dari peserta. Sejumlah anggota dan pengurus KAHMI dengan latarbelakang berbeda memberikan masukan pada kegiatan itu.
Sebelum mengakhiri acara, Bambang Desriandi berjanji akan menggelar kegiatan lanjutan. Sehingga melalui pertemuan tersebut akan memunculkan langkah kongkrit sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Demikian antara lain tanggapan yang muncul pada diskusi yang digelar Majlis Insan Cita (MIC) Korps Alumni HMI (KAHMI) Labuhanbatu Utara dengan topik bahasan Kedaulatan Pangan dan Reforma Agraria yang digelar di Kabin Kupie Cafe n Resto yang berada di perbatasan Labura-AsLabura-Asahan, Rabu (7/7) malam.
Acara yang dipandu Ketua KAHMI Labura Bambang Desriandi SHI itu menampilkan narasumber yaitu Sekretaris Research Development Institut Syukur Dalimunthe SSi dan Praktisi Pertanian/anggota KAHMI Hariadi Surianto SP.
Hariadi dalam paparannya pada kegiatan yang mengusung tema Menumbuhkembangkan dan Menggali Potensi Nyata Tanaman Pangan dan Hortikultura menuju Sustainabilitas Kedaulatan Pangan itu antara lain menyebut, salah satu program pemerintah yaitu Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) kurang bergem di tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok itu.
Padahal, kabupaten yang memasuki usia 13 tahun tersebut dikenal dengan luasnya lahan perkebunan kelapa sawit. Malah, papar alumni Fakultas Pertanian UISU itu, Kabupaten Sergei lebih banyak memanfaatkan program itu.
Melalui program yang dimaksud membantu petani kelapa sawit, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan. Sebelum panen, kelompok penerima program dapat memanfaatkan lahan dengan tanaman tumpang sari.
Ia mengambil contoh jenis tanaman yang dapat diusahai sebelum kelapa sawit berusia tiga tahun seperti jagung atau cabai. Dengan usaha itu, penerima bantuan dapat menambah penghasilan sebelum sawitnya berproduksi.
Pada bagian lain ia juga menyinggung bagaimana produk pertanian Labura seperti beras Ramos dan Kuku Balam yang berasal dari pesisir kabupaten itu malah lebih menguntungkan daerah lain.
Karena itulah, pria yang sudah beraktivitas di Labura sejak 2011 tersebut berharap, KAHMI bisa menjadi pionir dan inspirator bagi masyarakat. "Paling tidak, di awal ini KAHMI bisa membuat pilot project," jelasnya dalam kegiatan yang juga dihadiri anggota DPRD Asahan termuda Mhd Reza Andhika.
Diskusi yang berlangsung hingga menjelang tengah malam itu berlangsung dinamis dengan tanggapan yang muncul dari peserta. Sejumlah anggota dan pengurus KAHMI dengan latarbelakang berbeda memberikan masukan pada kegiatan itu.
Sebelum mengakhiri acara, Bambang Desriandi berjanji akan menggelar kegiatan lanjutan. Sehingga melalui pertemuan tersebut akan memunculkan langkah kongkrit sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021