Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan literasi digital lebih dalam, Rabu (24/6).
Kegiatan yang dilaksanakan secara webiner itu sebagai bentuk menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, orang tua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.
Empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.
Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi Hasibuan yang didaulat sebagai pembicara kunci dalam kesempatan itu mengatakan tujuan literasi digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital.
Serta bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Kabid Komunikasi Publik Relawan TIK Indonesia Muhammad Arifin , S.Kom membawakan pilar Digital Skill dengan thema tentang "Go Cashless, Jenis-Jenis Transaki Digital di Era New Normal".
Cashless menurut Muhammad Arifin adalah sistem pembayaran tanpa uang tunai, sesuai dengan arti secara harfiah yang berarti tidak atau tanpa menggunakan uang tunai.
Cashless mengacu pada pembayaran yang berbentuk digital. Data yang diambil dari sumber kata data, hampir 70 persen menggunakan e wallet, disusul oleh transfer bank sekitar 50 persen.
Alasan masyarakat menggunakan non tunai diantaranya simpel, efisien dan efektif (dari sisi waktu), banyak promo dan discount apabila menggunakan no tunai, tidak kontak fisik, aman, karena dilengkapi dengan fitur keamanan.
Jenis atau ragam fitur aplikasi non tunai yaitu Shopee Pay, OVO, Gopay, Dana, Link Aja. Semua aplikasi pembayaran digital/e-money/e-wallet dapat digunakan membayar transaksi dengan melakukan scan QR code QRIS.
Selanjutnya Kadis Kominfo Tebing Tinggi, Dedi P. Siagian, memberikan pemaparan di pilar Digital Culture dengan thema "Penggunaan bahasa yang baik dan benar di dunia digital". Dedi menjelaskan bahwa ada tantangan di ruang digital dan ada antisipasinya.
Tantangan tersebut dapat berupa konten negatif, penipuan, perjudian, sex, ujaran kebencian, dan radikalisme.
Antisipasi adalah dengan literasi digital, meningkatkan konten edukatif, etika berkomunikasi, menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Ia mengatakan menggunakan bahasa gaul dalam ruang informal sah-sah saja. Tetapi yang menjadi masalah, penggunaan bahasa gaul kerap kali dibawa ke dalam forum resmi (ruang formal) karena sudah terlalu sering menggunakan bahasa-bahasa gaul tersebut.
"Kita harus dapat memilah kapan menggunakan bahasa gaul dan kapan menggunakan bahasa Indonesia yang susuai kaidah baik dalam ruang formal ataupun informal," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Digital Safety disampaikan oleh Ginna Desiana seorang Creator DolananYuk.id dan RTIK Indonesia yang membahas thema “Tips dan trik menjaga keamanan privacy secara digital".
Ginna memberikan contoh jenis jenis data pribadi yang dilindungi, antara lain data pribadi umum ( Nama lengkap, jenis kelamin, agama, kewarganegaraan), data pribadi specifik (data kesehatan, biometrik, genetika, keuangan pribadi, catatan kejahatan dan sebagainya).
Seseorang yang menggunakan data pribadi orang lain akan dikenakan pidana kurungan 7 tahun atau denda maksimal Rp70 miliar.
Ginna selanjutnya memberikan tips dan trik menjaga keamanan privasi yakni jangan pernah posting data diri di media sosial, buat password yang berbeda untuk setiap akun, cek setting privasi dan keamanan di Google : g.co/PrivacyCheckup dan g.co/SecurityCheckup.
Kemudian cek di facebook ( fb.com/privacy), atur privasi di whatsapp (verifikasi dua langkah).
Untuk mengecek apakah email kita sudah bocor atau belum, menurut Ginna buka laman haveibeenpwned.com, masukan alamat email kita. Sedangkan untuk cek password di laman http://password.kaspersky.com/ .
Ginna memberikan pengandaian password layaknya seperti celana dalammu : mengganti secara teratur, jangan pernah berbagi dengan siapapun, jauhkan dari orang lain yang coba mengintip.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kegiatan yang dilaksanakan secara webiner itu sebagai bentuk menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, orang tua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.
Empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.
Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi Hasibuan yang didaulat sebagai pembicara kunci dalam kesempatan itu mengatakan tujuan literasi digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital.
Serta bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Kabid Komunikasi Publik Relawan TIK Indonesia Muhammad Arifin , S.Kom membawakan pilar Digital Skill dengan thema tentang "Go Cashless, Jenis-Jenis Transaki Digital di Era New Normal".
Cashless menurut Muhammad Arifin adalah sistem pembayaran tanpa uang tunai, sesuai dengan arti secara harfiah yang berarti tidak atau tanpa menggunakan uang tunai.
Cashless mengacu pada pembayaran yang berbentuk digital. Data yang diambil dari sumber kata data, hampir 70 persen menggunakan e wallet, disusul oleh transfer bank sekitar 50 persen.
Alasan masyarakat menggunakan non tunai diantaranya simpel, efisien dan efektif (dari sisi waktu), banyak promo dan discount apabila menggunakan no tunai, tidak kontak fisik, aman, karena dilengkapi dengan fitur keamanan.
Jenis atau ragam fitur aplikasi non tunai yaitu Shopee Pay, OVO, Gopay, Dana, Link Aja. Semua aplikasi pembayaran digital/e-money/e-wallet dapat digunakan membayar transaksi dengan melakukan scan QR code QRIS.
Selanjutnya Kadis Kominfo Tebing Tinggi, Dedi P. Siagian, memberikan pemaparan di pilar Digital Culture dengan thema "Penggunaan bahasa yang baik dan benar di dunia digital". Dedi menjelaskan bahwa ada tantangan di ruang digital dan ada antisipasinya.
Tantangan tersebut dapat berupa konten negatif, penipuan, perjudian, sex, ujaran kebencian, dan radikalisme.
Antisipasi adalah dengan literasi digital, meningkatkan konten edukatif, etika berkomunikasi, menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Ia mengatakan menggunakan bahasa gaul dalam ruang informal sah-sah saja. Tetapi yang menjadi masalah, penggunaan bahasa gaul kerap kali dibawa ke dalam forum resmi (ruang formal) karena sudah terlalu sering menggunakan bahasa-bahasa gaul tersebut.
"Kita harus dapat memilah kapan menggunakan bahasa gaul dan kapan menggunakan bahasa Indonesia yang susuai kaidah baik dalam ruang formal ataupun informal," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Digital Safety disampaikan oleh Ginna Desiana seorang Creator DolananYuk.id dan RTIK Indonesia yang membahas thema “Tips dan trik menjaga keamanan privacy secara digital".
Ginna memberikan contoh jenis jenis data pribadi yang dilindungi, antara lain data pribadi umum ( Nama lengkap, jenis kelamin, agama, kewarganegaraan), data pribadi specifik (data kesehatan, biometrik, genetika, keuangan pribadi, catatan kejahatan dan sebagainya).
Seseorang yang menggunakan data pribadi orang lain akan dikenakan pidana kurungan 7 tahun atau denda maksimal Rp70 miliar.
Ginna selanjutnya memberikan tips dan trik menjaga keamanan privasi yakni jangan pernah posting data diri di media sosial, buat password yang berbeda untuk setiap akun, cek setting privasi dan keamanan di Google : g.co/PrivacyCheckup dan g.co/SecurityCheckup.
Kemudian cek di facebook ( fb.com/privacy), atur privasi di whatsapp (verifikasi dua langkah).
Untuk mengecek apakah email kita sudah bocor atau belum, menurut Ginna buka laman haveibeenpwned.com, masukan alamat email kita. Sedangkan untuk cek password di laman http://password.kaspersky.com/ .
Ginna memberikan pengandaian password layaknya seperti celana dalammu : mengganti secara teratur, jangan pernah berbagi dengan siapapun, jauhkan dari orang lain yang coba mengintip.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021