Asosiasi sepak bola Inggris, FA, mengajak para suporternya untuk menghormati para pemain tim nasional mereka yang akan melakoni aksi berlutut menyoroti diskriminasi dan ketidakadilan rasial jelang tiap sepak mula semua laga Euro 2020.
Aksi itu jelas akan dilakukan para pemain Inggris sebelum sepak mula laga pembuka Grup D melawan Kroasia di Stadion Wembley, London, Minggu malam nanti.
Gestur serupa dilakukan para pemain Inggris dalam dua pertandingan pemanasan jelang Euro 2020 melawan Austria dan Rumania di Stadion Riverside, Middlesbrough, pekan lalu, tetapi direspon dengan cemoohan segelintir suporter.
Baca juga: Cemoohan bergema saat Belgia berlutut jelang laga lawan Rusia
"Mereka melakukan ini sebagai mekanisme protes damai terhadap diskriminasi, ketidakadilan dan ketimpangan," tulis FA dalam laman resmi mereka, Minggu dini hari WIB.
"Secara personal ini sangat penting bagi para pemain dan nilai-nilai yang diwakili secara bersama oleh tim ini.
"Gestur persatuan untuk melawan ketimpangan bisa dilacak hingga abad ke-18. Ini bukan sesuatu yang baru, dan sepak bola Inggris secara jelas menyatakan bahwa ini bukan dukungan terhadap organisasi politik mana pun.
"Kami mengajak bagi Anda yang tidak setuju dengan aksi ini untuk bercermin atas pesan yang Anda sampaikan kepada para pemain yang Anda dukung.
Baca juga: Dwigol Romelu Lukaku antar Belgia bungkam Rusia 3-0
"Tolong hormati permintaan mereka dan ingatlah bahwa kita harus terus bersatu mengatasi diskriminasi. Bersama-sama.
"Mereka akan melakukan yang terbaik bagi Anda. Mohon Anda juga melakukan hal yang sama untuk mereka," demikian pernyataan FA.
Sejumlah pertandingan seperti Wales lawan Swiss juga diawali dengan gestur serupa di Stadion Olimpiade Baku, Azerbaijan, pada Sabtu malam tadi.
Sedangkan di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia, hanya para pemain Denmark dan wasit Antonio Miguel Lahoz yang melakukannya sedangkan Rusia tidak dan suporter menyambutnya dengan cemooh yang bergemuruh.
Sementara itu, kapten Belanda Georginio Wijnaldum sudah menyatakan mereka tidak akan melakukan aksi berlutut dan memiliki kanal lain dalam perjuangan melawan diskriminasi rasial.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Aksi itu jelas akan dilakukan para pemain Inggris sebelum sepak mula laga pembuka Grup D melawan Kroasia di Stadion Wembley, London, Minggu malam nanti.
Gestur serupa dilakukan para pemain Inggris dalam dua pertandingan pemanasan jelang Euro 2020 melawan Austria dan Rumania di Stadion Riverside, Middlesbrough, pekan lalu, tetapi direspon dengan cemoohan segelintir suporter.
Baca juga: Cemoohan bergema saat Belgia berlutut jelang laga lawan Rusia
"Mereka melakukan ini sebagai mekanisme protes damai terhadap diskriminasi, ketidakadilan dan ketimpangan," tulis FA dalam laman resmi mereka, Minggu dini hari WIB.
"Secara personal ini sangat penting bagi para pemain dan nilai-nilai yang diwakili secara bersama oleh tim ini.
"Gestur persatuan untuk melawan ketimpangan bisa dilacak hingga abad ke-18. Ini bukan sesuatu yang baru, dan sepak bola Inggris secara jelas menyatakan bahwa ini bukan dukungan terhadap organisasi politik mana pun.
"Kami mengajak bagi Anda yang tidak setuju dengan aksi ini untuk bercermin atas pesan yang Anda sampaikan kepada para pemain yang Anda dukung.
Baca juga: Dwigol Romelu Lukaku antar Belgia bungkam Rusia 3-0
"Tolong hormati permintaan mereka dan ingatlah bahwa kita harus terus bersatu mengatasi diskriminasi. Bersama-sama.
"Mereka akan melakukan yang terbaik bagi Anda. Mohon Anda juga melakukan hal yang sama untuk mereka," demikian pernyataan FA.
Sejumlah pertandingan seperti Wales lawan Swiss juga diawali dengan gestur serupa di Stadion Olimpiade Baku, Azerbaijan, pada Sabtu malam tadi.
Sedangkan di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia, hanya para pemain Denmark dan wasit Antonio Miguel Lahoz yang melakukannya sedangkan Rusia tidak dan suporter menyambutnya dengan cemooh yang bergemuruh.
Sementara itu, kapten Belanda Georginio Wijnaldum sudah menyatakan mereka tidak akan melakukan aksi berlutut dan memiliki kanal lain dalam perjuangan melawan diskriminasi rasial.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021