Anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra, Gus Irawan Pasaribu, meminta ketegasan aparat penegak hukum agar segera bertindak untuk menertibkan aksi pukat harimau di perairan laut Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. 

"Pukat harimau tidak bisa di tolerit. Sangat merugikan nelayan kecil," kata Gus Irawan kepada ANTARA, Kamis (10/6), sekaligus menanggapi semakin brutalnya aksi pukat harimau pada lepas pantai Muara Upu. 

Dalam waktu jangka panjang, pukat harimau menurut anggota Komisi XI DPR-RI asal daerah pemilihan (Dapil) Sumut 2 ini tidak saja merugikan nelayan, bahkan sangat merusak lingkungan atau biota laut. 

Baca juga: Nelayan keluhkan pukat harimau bebas "curi" ikan di Muara Upu Tapsel

"Karena pukat harimau memiliki daya rusak tinggi, merusak trumbu karang, palnkton dan juga menyapu bersih ikan-ikan kecil yang bukan target penangkapan," jelasnya.

"Saya khawatir ada proses pembiaran. Sepertinya demikian. Soalnya jumlah pukat harimau semakin hari semakin merajalela (bertambah) jumlahnya," tukasnya seraya meminta kondisi tersebut dimonitor terus.

Ia tegas menhatakan apabila juga tidak ada tindakan dari aparat berwenang, Gus Irawan Pasaribu akan sampaikan permasalahan ini ke aparat di Pusat.

"Tolong dimonitor terus bilamana tidak ada tindakan akan saya sampaikan ke aparat yang di Pusat," katanya. 
 
Seorang warga Muara Upu, Muara Batang Toru, Tapsel hanya bisa menatap pasrah melihat dari kejauhan pantai aksi merajalela kapal-kapal pukat harimau menangkap ikan di lepas pantai itu, Kamis (10/6). jumlahnya hingga mencapai 23 unit pukat harimau. (ANTARA/HO)

Sementara Kepala Desa Muara Upu, Husnul Amir Harahap mengatakan dalam dua pekan belakangan ini kapal-kapal pukat harimau bebas merajalela "mencuri" hasil laut di lepas pantai Muara Upu, Tapsel. 

"Parahnya hari ini Kamis (10/6) ada 23 unit pukat harimau merajalela pasang tarik jaring di Muara Upu. Pukat harimau menjauh ke tengah laut kala ke nelayan mau mendekat (melarang)," katanya. 

Baca juga: Gawat !! Pukat Harimau berkeliaran di laut Tapsel

Kata Husnul, nelayan Muara Upu menyadari betul upaya menghalau keberadaan pukat harimau, soalnya hanya mengandalkan sampan kecil bermesin tempel tunggal.

"Hebatnya pada malam hari, kapal-kapal pukat harimau itu pasang jaring semakin sangat dekat ke pantai yang jaraknya hanya sekitar 0,5 hingga 1 mil. Lagi lagi tidak ada kekuatan mengusir mereka hanya sorak sorai dari pantai," katanya. 

Wirja Hasibuan,33, salah satu nelayan Muara Upu mengatakan baru dua hari ini melaut disebabkan beberapa pekan ombak besar. Pendapatannya berkurang hingga mencapai 40 - 50 persen dari biasanya. 

"Ada 8 kilogram udang laut hasil tangkapan jaring hari ini. Biasanya lebih dari itu. Sama seperti nelayan lain juga merasakan berkurangnya hasil tangkapan laut saat ini," katanya. 

Masyarakat, kata Husnul, berharap agar pihak-pihak terkait dapat membersihkan laut Muara Upu di Samudra Hindia yang sudah menjadi ladang kehidupan 61 nelayan menghidupi ratusan jiwa keluarga tersebut.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021