Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan mengedukasi kelompok tani jamur tiram di Desa Lau Bakrie, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara, pembuatan bioinsektisida untuk mengendalikan hama pada jamur tiram. 

Dosen Polbangtan Medan, Tience Elizabet Pakpahan di Medan, Kamis (3/6), mengatakan, edukasi yang merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) itu dilakukan terhadap 10 peserta kelompok Wanita tani jamur tiram  dan penyuluh pertanian lapangan.

"Materi pada kegiatan PKM yaitu pembuatan bioinsektisida untuk mengendalikan hama pada jamur tiram," kata mereka.

Baca juga: Polbangtan Medan tergabung dalam Fokri PTK

Disebutkan, materi tersebut sangat tepat diberikan karena berkaitan dengan masalah hama seperti lalat jamur sciarid, phorid, cecid, tungau jamur, tungau lada merah, tungau jamur kecil, dan keropos.

Jenis-jenis hama tersebut merupakan hama yang paling banyak dijumpai pada budidaya jamur tiram putih yang menyebabkan kerugian baik secara kualitas maupun kuantitas.

Jamur tiram putih sebagai jamur pangan harus terbebas dari zat kimia berbahaya sehingga perlu dibudidayakan secara sehat.

"Sehingga sangat diperlukan insektisida yang tepat untuk pengendalian hama dengan  dosis rendah yang aman untuk dikonsumsi. Bioinsektisida  dengan menggunakan dau  papaya dan cabai rawit," katanya.  

Sementara Dosen Polbangtan lainnya, Mahmudah, menambahkan, adapun prosedur pembuatan bioinsektisida tersebut adalah diawali dengan mencampur daun papaya 100 gram dan cabai rawit 100 gram.

Bahan-bahan tersebut dicampur sampai halus dengan menggunakan blender yang dicapur air air 200 mililiter, kemudian disaring/diperas untuk mendapatkan sarinya. 

Selanjutanya hasil perasan di encerkan dengan  800 mili liter air dan diaduk sampai tercampur rata apabila akan di aplikasikan.

Aplikasi bioinsektisida dengan melakukan penyemprotan secara bertahap setiap dua hari diawali pada saat muculnya primordia (pin head). 

Dalam satu siklus pertumbuhan jamur di dalam baglog, kata dia, dilakukan penyemprotan sebanyak tiga kali. 

Penyemprotan pertama dilakukan pada hari pertama munculnya primordia, penyemprotan kedua dilakukan dua hari setelah penyemprotan pertama dan penyemprotan ketiga dilakukan dua hari setelah penyemprotan kedua. 

"Pada umumnya, dua hari setelah penyemprotan ketiga tumbuh buah jamur yang sudah siap dipanen," katanya.



 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021