Dampak luas negatif akibat pandemi COVID-19 telah dirasakan berbagai negara termasuk Indonesia tanpa terkecuali Kabupaten Tapanuli  Selatan (Tapsel). Imbasnya, tidak hanya bidang kesehatan tetapi termasuk  bidang ekonomi, sosial kemasyarakatan bahkan sosial keagamaan terganggu.

Hal ini pula menjadi tema khusus dan menarik pembahasan pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se-Tapsel dalam forum mimbar "sarasehan" Kelompok Tani di Gedung Serbaguna Simaninggir Sipirok, Tapsel Selasa (1/6) mengingat sektor pertanian bisa bertahan di tengah badai Pandemi COVID-19 tersebut.

Syahrul M.Pasaribu mantan Bupati Tapsel dua periode (2005-2010/2016-2021) selaku Pembina KTNA Tapsel, Hamdan Nasution Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Tapsel hadir langsung sebagai Narasumber.

Baca juga: Maknai Hari Lahir Pancasila. Bupati Tapsel ajak masyarakat jaga kebhinekaan

Kegiatan "mimbar sarasehan"  bersama KSB (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) 15 KTNA Kecamatan dan pengurus KTNA se Tapsel ini dimoderatori Ketua KTNA Tapsel Juang Pakpahan. KTNA, katanya, akan terus dan tetap bersinergi dengan pemerintah daerah agar pertanian Tapsel dapat bertahan dan bila mungkin bisa meningkat dalam menghadapi masa COVID-19.

"COVID-19 belum tahu kapan berakhir, pertanian harus bisa bertahan dan bahkan diharapkan  meningkat. Petani melalui Kelompok Tani termasuk KWT yang lahir dan tumbuh sangat signifikan dan saat ini sudah lebih dari 1200 Kelompok dibawah koordinasi  KTNA harus tetap bisa memberikan kontribusi, inovasi, komunikasi aktif dengan PPL atau Dinas terkait yakni Dinas Pertanian,  Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perikanan seperti selama ini demi kemajuan pertanian daerah," tegas Syahrul. 
                                                           
Disamping itu berbagai fasilitas pertanian yang sudah dibangun dan disediakan dalam kurun waktu sepuluh tahun ini harus dijaga dan dirawat serta di efektifkan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna secara optimal seperti jalan usaha tani, jalan produksi, Jides/jaringan irigasi desa, Jitut/jaringan irigasi tingkat usaha tani,

 embung, Alsintan/Alat mesin pertanian misalnya hand traktor dan sejenisnya serta peningkatan kemampuan petani dalam menerapkan TTG (Tehnologi Tepat Guna) dan pola tanam tumpang sari pada waktu-waktu tertentu, sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan Produksi agar pendapatan atau NTP (Nilai Tukar Petani) dapat bertahan dan meningkat.

Berbagai hal strategi, program, langkah dan rencana untuk kemajuan pertanian melalui "sarasehan" ini hendaknya dapat digodok, dirumuskan  dan disimpulkan untuk nantinya disampaikan resmi ke pemerintah daerah sebagai bahan pemikiran KTNA demi kemajuan pertanian Tapsel sebagai salah satu wilayah penyangga pangan di Sumatera Utara.

Sementara Ketua HKTI Tapsel, Hamdan Nasution juga mantan Kadis Perkebunan dan Peternakan Tapsel yang pada tahun 2012 sampai tahun 2015 mendapat penugasan khusus dari Syahrul, Bupati Tapsel saat itu, untuk mengangkat kembali pertanian Kopi di Tapsel sampai akhirnya mendapat pengakuan dari Pemerintah Pusat dengan terbitnya sertificate IG (Indikasi Geokrafis) pada Februari 2018 yaitu pengakuan tentang rasa khas dan aroma kopi Sipirok, mengulas berbagai langkah dan teori memajukan pertanian Tapsel. 

Hamdan sepakat teknologi tepat guna harus terus di kembangkan untuk mendongkrak produktivitas petani. Jangan hanya bergantung pupuk apalagi pupuk yang an-organik. Karena irigasi dan sarana produksi seperti jalan usaha tani dan jalan-jalan produksi sudah banyak dibangun termasuk melaui program Dana Desa relatif baik walaupun belum sempurna secara keseluruhan.

"Karenanya dalam menghadapi COVID-19 seperti sekarang ini, sinergitas KTNA - Dinas Pertanian dan PPL (Pemerintah) dan Kelompok Tani diharap sangat demi kesejahteraan petani sekaligus mewujudkan masyarakat cerdas, sehat dan sejahtera," katanya. 

Para Ketua KTNA Kecamatan seperti Khoiron Saleh Siagian dari Angkola Barat, Porman Ritonga (Aek Bilah), Hoiron Nasution (Muara Batang Toru), Ipong Dongoran (SD. Hole) dan Ismail Sitompul (Sipirok) banyak memberikan masukan dalam acara "mimbar sarasehan" yang dirangkai dengan halal bi halal itu serta peringatan hari lahir Pancasila Tahun 2021.

Kelima pimpinan KTNA Kecamatan ini menyatakan pembangunan jalan usaha tani, jalan produksi, irigasi desa serta sarana/prasarana pertanian lainnya khususnya pembukaan jalan baru untuk memudahkan aksesibilitas petani mengangkat hasil pertaniannya  selama 10 tahun kebelakang sangat banyak membantu peningkatan produktivitas pertanian didaerah mereka. 

"Hanya saja kan tidak cukup soal jalan-jalan maupun irigasi lainnya yang sudah dibangun.  Petani berharap adanya solusi pemenuhan akan pupuk yang terkadang menjadi kendala didapatkan petani," kata mereka berlima. 

Karenanya, kelimanya lebih jauh berharap KTNA Kabupaten dan Dinas terkait dapat memberikan solusi terkait pupuk agar produktivitas pertanian Tapsel lebih meningkat lagi apalagi di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. 

"Kami juga sepakat soal penggunaan teknologi dalam rangka meningkatkan hasil berbagai komoditi pertanian baik padi, karet, kelapa sawit,  kopi, hortikultura dan lainnya demi tumbuhkembangnya lagi pendapatan petani," tambah kelimanya. 

Dalam kesempatan ini Syahrul M.Pasaribu berpesan kepada seluruh yang hadir untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak sebagai upaya agar   terhindar dari penularan dan penyebaran COVID-19.

"COVID-19 masih ada bahkan akhir-akhir ini semakin meningkat. Karenanya kita jangan lengah dan tetap harus tetap waspada. Kita ikuti protokol kesehatan, patuhi anjuran Pemerintah seperti PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berskala mikro yang diberlakukan diseluruh Indonesia sejak hari ini tgl 1 sampai 14 Juni, dengan harapan COVID-19 cepat berlalu agar sektor terdampak bisa normal kembali," tutup Syahrul.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021