Wall Street lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena saham-saham telekomunikasi yang anjlok dan melemahnya data perumahan mulai membayangi laporan laba yang lebih baik dari perkiraan dari Walmart dan Home Depot.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 267,13 poin atau 0,78 persen menjadi berakhir di 34.060,66 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 35,46 poin atau 0,85 persen, menjadi menetap di 4.127,83 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 75,41 poin atau 0,56 persen, menjadi 13.303,64 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan industri merosot masing-masing 2,63 persen dan 1,47 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor real estat dan perawatan kesehatan memperoleh sedikit keuntungan, dan kelompok utilitas ditutup datar.

AT&T Inc anjlok 5,8 persen, berada di antara persentase penurunan terbesar dalam indeks acuan. Saham AT&T Inc memperpanjang penurunan sejak Senin (17/5/2021), ketika perusahaan telekomunikasi mengatakan akan memotong pembayaran dividen sebagai hasil dari kesepakatan aset media senilai 43 miliar dolar dengan Discovery Inc.

T-Mobile dan Verizon Communications juga merugi, masing-masing kehilangan 3,71 persen dan 1,31 persen.

Tiga indeks utama dibuka lebih tinggi setelah Walmart, pengecer terbesar di dunia, menaikkan perkiraan laba setahun penuh dan Home Depot melaporkan penjualan kuartalannya lebih baik dari perkiraan.

“Ini adalah simbol kekuatan di sektor bisnis dan konsumen. Maksud saya, Anda tidak dapat membiarkan Walmart dan Home Depot memperoleh penghasilan besar tanpa konsumen benar-benar meningkatkan pengeluaran (stimulus bantuan tunai), menikmati belanja, mengadopsi e-commerce, serta kembali ke toko,” kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.

"Dan banyak argumen bullish untuk pasar saat ini masih dibangun di atas pembukaan kembali ekonomi yang sangat kuat."

Terlepas dari hasil yang baik, saham Home Depot jatuh 1,02 persen, tertekan oleh kurangnya prospek dan data perumahan yang solid.

Data terbaru menunjukkan bahwa industri konstruksi perumahan AS turun lebih dari yang diperkirakan pada April, kemungkinan terseret oleh melonjaknya harga kayu dan bahan bangunan lainnya.

Risalah pertemuan kebijakan Fed April akan dianalisis pada Rabu waktu setempat untuk memeriksa pandangan bank sentral tentang perekonomian.

“Pasar sedang mempersiapkan transisi,” kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey. “Jadi ada sedikit risiko yang terjadi.”

Wall Street telah bergejolak dalam beberapa hari terakhir, dengan investor khawatir bahwa ekonomi yang terlalu panas dapat mendorong Federal Reserve mengekang dukungan mata uangnya setelah volatilitas meningkat minggu lalu menyusul melonjaknya inflasi.

Manajer investasi baru-baru ini memangkas posisi overweight di saham teknologi ke level terendah tiga tahun karena kekhawatiran inflasi akan membuat saham-saham pertumbuhan rentan jatuh.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021