Wali Kota Binjai Amir Hamzah bersama Forkopimda mendengarkan pengarahan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada seluruh kepala daerah dan Forkopimda se-Indonesia secara virtual bertempat di ruang BCC, Senin (17/5).
Presiden Joko Widodo memaparkan mengenai kondisi mudik lebaran yang mendapat perhatian khusus dimana terdapat 1,5 juta orang mudik selama 6 hingga 17 Mei.
“Awal dulu saya sampaikan ada 33 persen (yang mudik). Kemudian, saya larang sehingga turun jadi 17 persen dan terus turun saat ada penyekatan sekitar 1,1 persen. Meski begitu, saya melihat masih banyak yang datang ke tempat wisata. Diharapkan, kasus aktif bisa turun lagi dimana pada Februari sebagai puncaknya jumlah kasus sebanyak 176.000 tapi kini turun menjadi 90.000 ribu. Ini yang terus kita tekan sehingga membutuhkan konsistensi. Hati-hati karena gelombang kedua dan ketiga sangat berbahaya, seperti halnya di negara-negara tetangga kita yang lockdown hingga Juni,” paparnya.
Baca juga: Wali Kota Binjai pimpin persiapan vaksinasi tenaga guru
Disebutkannya, di Pulau Sumatera dan pulau lainnya mulai ada kenaikan kasus COVID-19. Tercatat, ada 15 provinsi yang kasusnya mengalami peningkatan.
“Ini perkembangan kasus mingguan di Pulau Sumatera seperti di Aceh, Sumut, Sumbar, Babel, Jambi, Sumsel, dan Lampung. Disana, kasusnya tinggi tapi ada penurunan. Yang trennya turun cuma Bengkulu sehingga dapat cap ‘hijau’ tapi bukan zona hijau,” terangnya.
Selain soal kasus COVID-19, Presiden juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2020 yakni 2,97 persen, kemudian di kuartal kedua, turun menjadi minus 5 persen, Untuk kuartal pertama 2021, masih minus 0,74 persen, sedangkan target kuartal kedua sekitar diatas 7 persen.
“Seluruh gubernur, bupati, dan walikota memiliki tanggungjawab yang sama dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional. Saya meyakini target itu bisa tercapai. Yang penting, tetap harus hati-hati sehingga penanganan COVID-19 dan pertumbuhan ekonomi bisa sejalan seiring,” harap Presiden.
Sementara Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dimana menginformasikan mengenai dampak pandemi COVID-19 yang dialami Indonesia sejak 2020 hingga sekarang.
Dikatakan, dalam penanganannya, setiap kepala daerah harus mampu menghadapi pandemi tersebut untuk tetap menyelamatkan masyarakat.
“Hingga saat ini, (diakui) dunia belum dapat membendung lonjakan penyebaran COVID-19. Disisi lain, pada tiga bulan terakhir Indonesia mampu menekan dengan kegiatan PSBB dan PPKM Skala Mikro.
Untuk itu, setiap minggu digelar rakor mulai pusat hingga daerah. Ada empat indikator dalam penanganan oleh kepala daerah, salah satunya angka recovery harus naik,” kata Mendagri.
Ia juga mengatakan momentum Hari Raya harus disikapi serius oleh setiap kepala daerah dengan berkaca dari negara India.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Presiden Joko Widodo memaparkan mengenai kondisi mudik lebaran yang mendapat perhatian khusus dimana terdapat 1,5 juta orang mudik selama 6 hingga 17 Mei.
“Awal dulu saya sampaikan ada 33 persen (yang mudik). Kemudian, saya larang sehingga turun jadi 17 persen dan terus turun saat ada penyekatan sekitar 1,1 persen. Meski begitu, saya melihat masih banyak yang datang ke tempat wisata. Diharapkan, kasus aktif bisa turun lagi dimana pada Februari sebagai puncaknya jumlah kasus sebanyak 176.000 tapi kini turun menjadi 90.000 ribu. Ini yang terus kita tekan sehingga membutuhkan konsistensi. Hati-hati karena gelombang kedua dan ketiga sangat berbahaya, seperti halnya di negara-negara tetangga kita yang lockdown hingga Juni,” paparnya.
Baca juga: Wali Kota Binjai pimpin persiapan vaksinasi tenaga guru
Disebutkannya, di Pulau Sumatera dan pulau lainnya mulai ada kenaikan kasus COVID-19. Tercatat, ada 15 provinsi yang kasusnya mengalami peningkatan.
“Ini perkembangan kasus mingguan di Pulau Sumatera seperti di Aceh, Sumut, Sumbar, Babel, Jambi, Sumsel, dan Lampung. Disana, kasusnya tinggi tapi ada penurunan. Yang trennya turun cuma Bengkulu sehingga dapat cap ‘hijau’ tapi bukan zona hijau,” terangnya.
Selain soal kasus COVID-19, Presiden juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2020 yakni 2,97 persen, kemudian di kuartal kedua, turun menjadi minus 5 persen, Untuk kuartal pertama 2021, masih minus 0,74 persen, sedangkan target kuartal kedua sekitar diatas 7 persen.
“Seluruh gubernur, bupati, dan walikota memiliki tanggungjawab yang sama dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional. Saya meyakini target itu bisa tercapai. Yang penting, tetap harus hati-hati sehingga penanganan COVID-19 dan pertumbuhan ekonomi bisa sejalan seiring,” harap Presiden.
Sementara Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dimana menginformasikan mengenai dampak pandemi COVID-19 yang dialami Indonesia sejak 2020 hingga sekarang.
Dikatakan, dalam penanganannya, setiap kepala daerah harus mampu menghadapi pandemi tersebut untuk tetap menyelamatkan masyarakat.
“Hingga saat ini, (diakui) dunia belum dapat membendung lonjakan penyebaran COVID-19. Disisi lain, pada tiga bulan terakhir Indonesia mampu menekan dengan kegiatan PSBB dan PPKM Skala Mikro.
Untuk itu, setiap minggu digelar rakor mulai pusat hingga daerah. Ada empat indikator dalam penanganan oleh kepala daerah, salah satunya angka recovery harus naik,” kata Mendagri.
Ia juga mengatakan momentum Hari Raya harus disikapi serius oleh setiap kepala daerah dengan berkaca dari negara India.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021