Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu bersama rombongan dan didampingi Forkopimca Tanah Pinem yakni Kapolsek Tanah Pinem AKP Ikat Lubis SH, Danramil 05 Tanah Pinem Lettu Inf. M Taufik terjun langsung ke lokasi bencana alam banjir bandang yang terjadi di Dusun Juma Batu, Desa Suka Dame, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Selasa (27/04/2021). 

Kedatangan Bupati Eddy Berutu ke lokasi banjir bandang, yang terjadi pada Jumat (16/ 04/ 2021) malam yang meluluhlantakkan sebagian besar lahan pertanian milik warga dusun setempat untuk melihat langsung kondisi wilayah pasca bencana guna mempercepat koordinasi penanggulan dampak bencana oleh jajarannya. 

Sehingga dalam kunjungan lokasi bencana alam ini sejumlah pejabat dinas terkait, turut hadir mendampingi Bupati Eddy Berutu, diantaranya Kepala Dinas Sosial Parlindungan Sihombing, Kabid Pekerjaan Umum dan Penataan  Ruang (PUPR) Agung, Kabid Prasarana Pertanian Eben Gurning, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provet B. Sitanggang, Camat Tanah Pinem Sion Sembiring dan perangkat Desa Suka Dame.

“Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir bandang kemarin. Dan saya sudah meminta kepada perangkat desa dan kecamatan agar terus berkoordinasi dengan pihak bhabinkamtibmas dan babinsa setempat guna mengantisipasi terjadinya banjir susulan. Jangan sampai ada korban jiwa," katanya.

Dalam kunjungan itu, Bupati Eddy Berutu menerangkan dampak bencana alam banjir bandang yang terjadi di Dusun Juma Batu, Desa Suka Dame, Kecamatan Tanah Pinem mengkibatkan rusaknya sejumlah lahan pertanian milik warga setempat akibat akibat banjir badang yang terjadi membawa berbagai material lumpur dan pepohonan dengan debit yang cukup besar.

Laporan yang ia terima, banjir bandang yang terjadi di karenakan air Sungai Gunung Meriah yang berada disekitar dusun itu meluap dan menghanyutkan kayu-kayu dari hulu sungai. 

Dampak yang terjadi sudah diinvetarisir, untuk dilakukan penanggulanan. Termasuk nantinya akan dilakukan evakuasi material-material pohon yang masih menumpuk di lahan pertanian warga. 

"Namun penanggulan ini membutuhkan waktu yang tidak cepat dalam proses evakuasi. Terlebih karena sendimen, batuan dan kayu pepohonan yang terbawa banjir ke lahan pertanian cukup besar, di samping medan yang juga sulit dijangkau alat berat sehingga membutuhkan waktu lama untuk menormalisasikannya," katanya.

 

Pewarta: Akung

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021