Dinas Perindustrian Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) memamerkan Kopi Arabika Sipirok sebagai produk unggulannya dalam kegiatan Padang Expo 2021.
Kepala Seksi Data Dinas Perindustrian Kabupaten Tapanuli Selatan, Danang di Padang, Jumat (2/4), mengatakan Kopi Arabika Sipirok memiliki rasa yang lebih kuat dan khas yang berbeda dari kopi di daerah lain.
"Rasa Kopi Arabika Sipirok ini lebih kuat dan lebih terasa asam. Untuk kopi jenis ini ditanam di ketinggian 900 meter dari permukaan laut. Sementara kopi jenis robusta ditanam di ketinggian di bawah 800 meter dari permukaan laut," kata dia.
Ia mengatakan cita rasa khas kopi berbeda-beda di setiap daerah serta dipengaruhi juga oleh struktur tanah, iklim dan ketinggian tempat kopi itu ditanam.
Baca juga: Harga gabah Kopi Sipirok turun 50 persen
Menurut dia, Kopi Arabika Sipirok lebih pas diseduh tanpa ditambah gula, namun bagi pemula tidak masalah jika ingin menambahkan sedikit gula.
Danang mengatakan Kopi Arabika Sipirok sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kemenkumham RI sehingga sudah terbukti kualitasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan kopi tersebut tidak hanya dijual di Indonesia saja tapi sudah diekspor hingga ke beberapa negara seperti Taiwan, Jerman, Jepang dan negara lainnya.
Baca juga: Memasuki normal baru, usaha Kopi Arabika Sipirok mulai stabil
Untuk di Indonesia, kopi tersebut banyak dipesan oleh pemilik cafe sebagai bahan baku untuk minuman kopi termasuk cafe Starbucks juga memesan Kopi Arabika Sipirok.
Ia mengakui pada pandemi COVID-19 tahun lalu penjualan kopi cukup terganggu karena sulit melakukan ekspor serta banyak cafe yang memilih tutup.
"Namun setelah cafe sudah banyak yang kembali buka maka penjualan kopi kami pun juga kembali naik," ucapnya.
Kopi Arabika premium dijual dengan harga Rp20 ribu untuk ukuran 100 gram, dan Kopi Arabika Jantan dijual Rp30 ribu per 100 gram. Selian itu juga ada kopi luwak liar dengan harga Rp75 ribu per 100 gram.
Selain menonjolkan produk kopi, stand miliknya juga memamerkan berbagai jenis produk unggulan lainnya seperti gula semut yang aman bagi penderita diabetes. Kemudian ada olahan dari buah salak yang dijadikan dodol, kripik dan kurma.
Tak hanya itu, ia juga memamerkan pot bunga yang terbuat dari sabut kelapa, produk anyaman, kain tenun khas Tapsel, kerajinan dari batok kelapa, dan berbagai macam pedang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kepala Seksi Data Dinas Perindustrian Kabupaten Tapanuli Selatan, Danang di Padang, Jumat (2/4), mengatakan Kopi Arabika Sipirok memiliki rasa yang lebih kuat dan khas yang berbeda dari kopi di daerah lain.
"Rasa Kopi Arabika Sipirok ini lebih kuat dan lebih terasa asam. Untuk kopi jenis ini ditanam di ketinggian 900 meter dari permukaan laut. Sementara kopi jenis robusta ditanam di ketinggian di bawah 800 meter dari permukaan laut," kata dia.
Ia mengatakan cita rasa khas kopi berbeda-beda di setiap daerah serta dipengaruhi juga oleh struktur tanah, iklim dan ketinggian tempat kopi itu ditanam.
Baca juga: Harga gabah Kopi Sipirok turun 50 persen
Menurut dia, Kopi Arabika Sipirok lebih pas diseduh tanpa ditambah gula, namun bagi pemula tidak masalah jika ingin menambahkan sedikit gula.
Danang mengatakan Kopi Arabika Sipirok sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kemenkumham RI sehingga sudah terbukti kualitasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan kopi tersebut tidak hanya dijual di Indonesia saja tapi sudah diekspor hingga ke beberapa negara seperti Taiwan, Jerman, Jepang dan negara lainnya.
Baca juga: Memasuki normal baru, usaha Kopi Arabika Sipirok mulai stabil
Untuk di Indonesia, kopi tersebut banyak dipesan oleh pemilik cafe sebagai bahan baku untuk minuman kopi termasuk cafe Starbucks juga memesan Kopi Arabika Sipirok.
Ia mengakui pada pandemi COVID-19 tahun lalu penjualan kopi cukup terganggu karena sulit melakukan ekspor serta banyak cafe yang memilih tutup.
"Namun setelah cafe sudah banyak yang kembali buka maka penjualan kopi kami pun juga kembali naik," ucapnya.
Kopi Arabika premium dijual dengan harga Rp20 ribu untuk ukuran 100 gram, dan Kopi Arabika Jantan dijual Rp30 ribu per 100 gram. Selian itu juga ada kopi luwak liar dengan harga Rp75 ribu per 100 gram.
Selain menonjolkan produk kopi, stand miliknya juga memamerkan berbagai jenis produk unggulan lainnya seperti gula semut yang aman bagi penderita diabetes. Kemudian ada olahan dari buah salak yang dijadikan dodol, kripik dan kurma.
Tak hanya itu, ia juga memamerkan pot bunga yang terbuat dari sabut kelapa, produk anyaman, kain tenun khas Tapsel, kerajinan dari batok kelapa, dan berbagai macam pedang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021