Dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) yakni SDN nomor 388 Desa Hutarimbaru dan SDN nomor 390 Desa Salibaru Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG) Kabupaten Mandailing Natal membutuhkan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB).
Selain itu, kedua sekolah tersebut saat ini juga sangat membutuhkan sarana mobiler seperti meja, kursi siswa dan lemari guru.
SD Hutarimbaru misalnya, sekolah yang memiliki jumlah siswa 135 orang ini hanya memiliki tiga ruangan kelas saja, sementara jumlah kelasnya sebanyak enam kelas.
Baca juga: Bantu UMKM di tengah COVID-19, dua koperasi di Madina terima bantuan BI
Kepala SDN nomor 388 Desa Hutarimbaru, Ahmad Yuni kepada wartawan, Selasa (15/3) menyampaikan, akibat keterbatasan ruang belajar ini pihak sekolah terpaksa harus membagi jam belajar siswa yakni jam belajar pagi dan siang.
"Jam belajar siswa terpaksa dibagi dua yakni belajar pagi dan siang dan ruangan kelas juga terpaksa kita skat. Selain itu kondisi mobilernya juga sungguh sangat memprihatikan. Fasilitas belajar semua rata-rata sudah rusak akibat dari seringnya terkena banjir," ujarnya.
Sedangkan para siswa di SDN 390 Desa Salibaru akibat keterbatasan ruangan kelas pihak sekolah terpaksa menggunakan ruang guru untuk tempat belajar. Selain itu ruangan kelas juga di skat menjadi dua kelas.
Kepala Sekolah SD Negeri 390 Desa Salibaru, Nurkholilah Pulungan menyampaikan, keterbatasan ruangan kelas dan sejumlah mobiler ini selalu menjadi hambatan bagi pihak sekolah untuk mendidik siswa.
Ia menyebut, sekolah yang memiliki 137 orang siswa itu saat ini harus belajar di tiga ruangan, padahal jumlah kelas sekolah berjumlah enam kelas.
"Karena kekurangan ruangan kelas sebanyak tiga kelas terpaksa kita jadikan ruangan guru sebagai tempat belajar mereka," ujarnya.
Kasek menyebut, selain kekurangan ruang kelas, sekolah ini juga saat ini sangat membutuhkan renovasi berat dari Dinas Pendidikan.
Renovasi yang dimaksud adalah renovasi untuk beberapa pintu, plafond, atap dan jendela serta sejumlah sarana lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Selain itu, kedua sekolah tersebut saat ini juga sangat membutuhkan sarana mobiler seperti meja, kursi siswa dan lemari guru.
SD Hutarimbaru misalnya, sekolah yang memiliki jumlah siswa 135 orang ini hanya memiliki tiga ruangan kelas saja, sementara jumlah kelasnya sebanyak enam kelas.
Baca juga: Bantu UMKM di tengah COVID-19, dua koperasi di Madina terima bantuan BI
Kepala SDN nomor 388 Desa Hutarimbaru, Ahmad Yuni kepada wartawan, Selasa (15/3) menyampaikan, akibat keterbatasan ruang belajar ini pihak sekolah terpaksa harus membagi jam belajar siswa yakni jam belajar pagi dan siang.
"Jam belajar siswa terpaksa dibagi dua yakni belajar pagi dan siang dan ruangan kelas juga terpaksa kita skat. Selain itu kondisi mobilernya juga sungguh sangat memprihatikan. Fasilitas belajar semua rata-rata sudah rusak akibat dari seringnya terkena banjir," ujarnya.
Sedangkan para siswa di SDN 390 Desa Salibaru akibat keterbatasan ruangan kelas pihak sekolah terpaksa menggunakan ruang guru untuk tempat belajar. Selain itu ruangan kelas juga di skat menjadi dua kelas.
Kepala Sekolah SD Negeri 390 Desa Salibaru, Nurkholilah Pulungan menyampaikan, keterbatasan ruangan kelas dan sejumlah mobiler ini selalu menjadi hambatan bagi pihak sekolah untuk mendidik siswa.
Ia menyebut, sekolah yang memiliki 137 orang siswa itu saat ini harus belajar di tiga ruangan, padahal jumlah kelas sekolah berjumlah enam kelas.
"Karena kekurangan ruangan kelas sebanyak tiga kelas terpaksa kita jadikan ruangan guru sebagai tempat belajar mereka," ujarnya.
Kasek menyebut, selain kekurangan ruang kelas, sekolah ini juga saat ini sangat membutuhkan renovasi berat dari Dinas Pendidikan.
Renovasi yang dimaksud adalah renovasi untuk beberapa pintu, plafond, atap dan jendela serta sejumlah sarana lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021