Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit UI Irma Bernadette mengatakan salah satu penyebab timbulnya jerawat akibat pemakaian masker yang sering disebut maskne adalah memakai masker terlalu lama, padahal masker seharusnya diganti setiap tiga jam sekali, apalagi ketika beraktivitas di luar rumah. Risiko munculnya jerawat bisa dikurangi dengan rutin membersihkan wajah setiap mengganti masker.
"Sebelum ganti masker baru, cuci kulit wajah dengan sabun, sehingga kemungkinan terjadi penutupan pori jadi lebih sedikit," jelas Irma dalam bincang virtual, Kamis.
Maskne awalnya ditemui untuk pekerja sektor tertentu, tapi kini semakin sering ditemui karena masker bagian dari kehidupan yang tak terpisahkan.
Baca juga: Pakar ingatkan gigi berlubang jangan dibiarkan di tengah pandemi
Dengan rutin mencuci muka dengan sabun sebelum memakai masker yang bersih, keringat dan kotoran di wajah bisa dibersihkan dan tidak memicu timbulnya jerawat ketika kulit kembali ditutup dengan masker. Selain itu, memakai kosmetik yang tebal dan menutup pori-pori wajah juga tidak disarankan untuk pemilik kulit berjerawat. Pemilihan bahan masker, terutama masker kain, juga berperan. Jika tidak memakai masker bedah dan memakai masker kain, carilah bahan yang bisa menyerap keringat seperti katun.
Irma juga tidak menyarankan pemakaian tabir surya, khususnya untuk orang yang jerawatnya dalam kondisi sedang atau berat. Sebab, tabir surya bisa menutup pori-pori sehingga minyak yang harusnya keluar dari pori-pori tersumbat dan memicu jerawat baru. Sebaiknya periksakan dulu kondisi wajah kepada dokter untuk mengetahui penanganan yang sesuai.
"Tingkat jerawat sedang atau berat ditentukan oleh dokter," katanya.
Jika dokter memang melarang penggunaan tabir surya agar tidak memicu jerawat. Meski demikian, ada benda-benda lain yang bisa membantu melindungi kulit, di antaranya masker, payung dan topi ketika keluar rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Sebelum ganti masker baru, cuci kulit wajah dengan sabun, sehingga kemungkinan terjadi penutupan pori jadi lebih sedikit," jelas Irma dalam bincang virtual, Kamis.
Maskne awalnya ditemui untuk pekerja sektor tertentu, tapi kini semakin sering ditemui karena masker bagian dari kehidupan yang tak terpisahkan.
Baca juga: Pakar ingatkan gigi berlubang jangan dibiarkan di tengah pandemi
Dengan rutin mencuci muka dengan sabun sebelum memakai masker yang bersih, keringat dan kotoran di wajah bisa dibersihkan dan tidak memicu timbulnya jerawat ketika kulit kembali ditutup dengan masker. Selain itu, memakai kosmetik yang tebal dan menutup pori-pori wajah juga tidak disarankan untuk pemilik kulit berjerawat. Pemilihan bahan masker, terutama masker kain, juga berperan. Jika tidak memakai masker bedah dan memakai masker kain, carilah bahan yang bisa menyerap keringat seperti katun.
Irma juga tidak menyarankan pemakaian tabir surya, khususnya untuk orang yang jerawatnya dalam kondisi sedang atau berat. Sebab, tabir surya bisa menutup pori-pori sehingga minyak yang harusnya keluar dari pori-pori tersumbat dan memicu jerawat baru. Sebaiknya periksakan dulu kondisi wajah kepada dokter untuk mengetahui penanganan yang sesuai.
"Tingkat jerawat sedang atau berat ditentukan oleh dokter," katanya.
Jika dokter memang melarang penggunaan tabir surya agar tidak memicu jerawat. Meski demikian, ada benda-benda lain yang bisa membantu melindungi kulit, di antaranya masker, payung dan topi ketika keluar rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021