Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara, Bontor Hutasoit mengaku kecewa saat menyaksikan kondisi lingkungan SMPN 1 Pahae Jae yang tak terawat dan tidak tertata ibarat terlantar di tengah pandemi COVID-19.
"Jelas saya sangat kecewa, kondisi sekolah ini penuh sampah, tanaman yang tumbuh menyemak, hingga mobiler sekolah yang tidak terawat," ujar Bontor di tengah inspeksi mendadak yang dipimpinnya di SMPN 1 Pahae Jae, Kamis (28/1).
Saat memasuki kawasan sekolah, alamat tak nyaman atas kondisi lingkungan sekolah yang terlantar sudah terlihat jelas.
Baca juga: COVID-19 Taput terkini, total 342 warga positif, 9 meninggal dunia
Sebuah bangunan perancah bekas membentang di pintu masuk sekolah di antara jajaran ruang belajar yang telah rampung direhabilitasi.
Ilalang yang tumbuh liar di antara sampah-sampah yang berserakan semakin menambah kesan amburadulnya lingkungan di halaman sekolah.
"Aduh, kenapa bisa terlantar begini," gumam Bontor seakan tak mempercayai pengelihatannya.
Dengan spontan, mantan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setdakab Taput itu langsung memunguti sampah yang berserakan, menebangi ranting tanaman yang menyemak, dan mengumpulkannya untuk dibakar di tengah halaman sekolah.
Tak berselang lama, Kepala SMPN 1 Pahae Jae, Morris Gultom yang tetiba muncul di halaman sekolah dan menyaksikan aktivitas sang Kadis menyapa dengan ketus.
"Tapi sekolah masih libur hingga tanggal 30 (Januari 2021-red)," sebutnya dengan mimik uring-uringan kepada Bontor.
"Siapa yang bilang libur. Sekolah tidak diliburkan melainkan tetap berjalan melalui sistem pembelajaran daring dan luring. Sistem pembelajaran tatap muka saja yang masih tidak diperbolehkan," jawab Bontor.
Menurut Bontor, di tengah pandemi COVID-19, saat ini, lingkungan sekolah harus tetap tertata rapi, dan tidak boleh ada lingkungan sekolah yang terlantar dan tidak tertata.
"Pada intinya, sekolah tidak libur, namun tatap muka tidak diperbolehkan," ucapnya.
Harapnya, setiap hari kerja, Kepala Sekolah, pegawai atau minimal piket sekolah di setiap unit SD dan SLTP se Taput harus tetap berada di sekolah di tengah pelaksanaan kegiatan belajar luring maupun daring.
Bontor juga mengimbau agar setiap hari Jumat, kegiatan gotongroyong di lingkungan sekolah tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Arahan Pak Bupati kepada setiap stakeholder sangat jelas agar lingkungan sekolah menjadi taman siswa dan tempat belajar yang nyaman bagi siswa, bukan malah ditelantarkan," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Jelas saya sangat kecewa, kondisi sekolah ini penuh sampah, tanaman yang tumbuh menyemak, hingga mobiler sekolah yang tidak terawat," ujar Bontor di tengah inspeksi mendadak yang dipimpinnya di SMPN 1 Pahae Jae, Kamis (28/1).
Saat memasuki kawasan sekolah, alamat tak nyaman atas kondisi lingkungan sekolah yang terlantar sudah terlihat jelas.
Baca juga: COVID-19 Taput terkini, total 342 warga positif, 9 meninggal dunia
Sebuah bangunan perancah bekas membentang di pintu masuk sekolah di antara jajaran ruang belajar yang telah rampung direhabilitasi.
Ilalang yang tumbuh liar di antara sampah-sampah yang berserakan semakin menambah kesan amburadulnya lingkungan di halaman sekolah.
"Aduh, kenapa bisa terlantar begini," gumam Bontor seakan tak mempercayai pengelihatannya.
Dengan spontan, mantan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setdakab Taput itu langsung memunguti sampah yang berserakan, menebangi ranting tanaman yang menyemak, dan mengumpulkannya untuk dibakar di tengah halaman sekolah.
Tak berselang lama, Kepala SMPN 1 Pahae Jae, Morris Gultom yang tetiba muncul di halaman sekolah dan menyaksikan aktivitas sang Kadis menyapa dengan ketus.
"Tapi sekolah masih libur hingga tanggal 30 (Januari 2021-red)," sebutnya dengan mimik uring-uringan kepada Bontor.
"Siapa yang bilang libur. Sekolah tidak diliburkan melainkan tetap berjalan melalui sistem pembelajaran daring dan luring. Sistem pembelajaran tatap muka saja yang masih tidak diperbolehkan," jawab Bontor.
Menurut Bontor, di tengah pandemi COVID-19, saat ini, lingkungan sekolah harus tetap tertata rapi, dan tidak boleh ada lingkungan sekolah yang terlantar dan tidak tertata.
"Pada intinya, sekolah tidak libur, namun tatap muka tidak diperbolehkan," ucapnya.
Harapnya, setiap hari kerja, Kepala Sekolah, pegawai atau minimal piket sekolah di setiap unit SD dan SLTP se Taput harus tetap berada di sekolah di tengah pelaksanaan kegiatan belajar luring maupun daring.
Bontor juga mengimbau agar setiap hari Jumat, kegiatan gotongroyong di lingkungan sekolah tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Arahan Pak Bupati kepada setiap stakeholder sangat jelas agar lingkungan sekolah menjadi taman siswa dan tempat belajar yang nyaman bagi siswa, bukan malah ditelantarkan," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021