Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) mengungkapkan program peremajaan sawit rakyat (PSR) sejak dimulai tahun 2016 hingga tahun 2020 sudah melibatkan lebih dari 100ribu petani rakyat dan lebih dari 200ribu hektare kebun .

"Di tengah pandemi COVID-19, BPDPKS berkomitmen untuk tetap menjalankan seluruh program penguatan industri sawit termasuk PSR," ujar Kepala BPDP-KS, Eddy Abdurrachman dalam keterangan yang diterima di Medan, Kamis.

Untuk mempermudah penyaluran dana PSR, katanya, juga terus dilakukan penyempurnaan meliputi penyederhanaan persyaratan dan verifikasi terintegrasi.

Serta aplikasi PSR secara daring sebagai media untuk pengajuan proposal, evaluasi dan monitoringnya.

Dalam menjalankan fungsinya, katanya, BPDPKS memiliki tiga fokus utama rencana strategis dalam upaya mendorong kinerja industri sawit Indonesia, yakni perbaikan kesejahteraan petani, stabilisasi harga CPO, dan penguatan industri hilir.

Program PSR masih akan terus dilakukan mengingat petani dan industri masih membutuhkan serta untuk kepentingan industri sawit berkelanjutan di dalam negeri.

Dia mengakui, sepanjang tahun 2020, industri sawit sempat dihantam oleh semakin melebarnya selisih antara harga Crude Palm Oil (CPO) dan harga minyak dunia.

Kondisi tersebut berdampak negatif termasuk mendorong peningkatan yang sangat signifikan terhadap kebutuhan dana insentif biodiesel di tahun 2020 dan proyeksi kebutuhan dana biodiesel di tahun 2021.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020