Moderna akan membanderol satu dosis calon vaksin COVID-19 sebesar 25-37 dolar AS (sekitar Rp354 ribu-Rp524 ribu), tergantung pada jumlah pemesanan, kata CEO Stephane Bancel kepada mingguan Jerman, Welt am Sonntag (WamS).
"Karenanya, harga vaksin kami hampir sama dengan vaksin flu, yang dijual seharga 10-50 dolar AS (sekitar Rp141 ribu-708 ribu)," katanya seperti yang dikutip.
Pada Senin (16/11), salah satu pejabat Uni Eropa yang ikut dalam pembicaraan tersebut mengatakan bahwa Komisi Eropa ingin menjalin kontrak pasokan jutaan dosis calon vaksin dengan Moderna yang harganya di bawah 25 dolar AS per dosis.
Baca juga: Satgas Kota Medan: Disiplin 3M dan disinfektan untuk hindari COVID-19
"Belum ada yang ditandatangani, namun kami hampir mencapai kontrak dengan Komisi Uni Eropa. Kami ingin mendistribusikan ke Eropa dan sedang dalam pembicaraan," kata Bancel kepada WamS. Ia menambahkan prosesnya hanya berupa "masalah hari" sampai kontrak siap ditandatangani.
Moderna mengeklaim bahwa vaksin eksperimental mereka 94,5 persen ampuh mencegah COVID-19, berdasarkan data sementara dari uji klinis tahap akhir.
Moderna menjadi pengembang vaksin kedua yang melaporkan hasil yang di luar ekspektasi selain Pfizer dan mitranya, BioNTech.
Uni Eropa membahas vaksin COVID-19 eksperimental buatan Moderna setidaknya sejak Juli tahun ini.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Karenanya, harga vaksin kami hampir sama dengan vaksin flu, yang dijual seharga 10-50 dolar AS (sekitar Rp141 ribu-708 ribu)," katanya seperti yang dikutip.
Pada Senin (16/11), salah satu pejabat Uni Eropa yang ikut dalam pembicaraan tersebut mengatakan bahwa Komisi Eropa ingin menjalin kontrak pasokan jutaan dosis calon vaksin dengan Moderna yang harganya di bawah 25 dolar AS per dosis.
Baca juga: Satgas Kota Medan: Disiplin 3M dan disinfektan untuk hindari COVID-19
"Belum ada yang ditandatangani, namun kami hampir mencapai kontrak dengan Komisi Uni Eropa. Kami ingin mendistribusikan ke Eropa dan sedang dalam pembicaraan," kata Bancel kepada WamS. Ia menambahkan prosesnya hanya berupa "masalah hari" sampai kontrak siap ditandatangani.
Moderna mengeklaim bahwa vaksin eksperimental mereka 94,5 persen ampuh mencegah COVID-19, berdasarkan data sementara dari uji klinis tahap akhir.
Moderna menjadi pengembang vaksin kedua yang melaporkan hasil yang di luar ekspektasi selain Pfizer dan mitranya, BioNTech.
Uni Eropa membahas vaksin COVID-19 eksperimental buatan Moderna setidaknya sejak Juli tahun ini.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020