"Beraktivitas di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan bukanlah satu-satunya hal mendasar dalam prinsip hidup berdampingan dengan COVID-19 atau lebih dikenal dalam istilah 'berdamai dengan COVID-19'," sebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara, Alexander Gultom
 di Tarutung, Selasa (13/10).

Istilah 'berdamai dengan COVID-19, menurut dia, harus mampu diimplementasikan lebih mendasar melalui sikap dan tindakan saling bahu-membahu dan bergotong-royong untuk melawannya.

"Saat ada dari tetanggamu yang terpapar COVID-19, dukunglah mereka dengan materi dan moril," sebutnya.

Baca juga: Satu keluarga positif COVID-19 di Pahae Jae Taput jalani isolasi mandiri

Menurutnya, sebuah tindakan yang salah jika pandemi ini disikapi dengan rundungan maupun penyematan stigma kepada penderita, atau eks penderita.

"Jangan pernah mengucilkan atau merundung mereka yang terpapar, ataupun menyematkan stigma atas mereka. Mereka butuh dukungan," ujarnya.

Kata dia, COVID-19 bukanlah aib, siapa saja bisa terkena, dan tidak ada yang kebal paparan virus dimaksud.

Sehingga, untuk menghindarkan diri dari paparan, tetaplah melaksanakan protokol kesehatan.

Berdasarkan data pantauan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Taput yang dilansir situs covid19.taputkab.go.id, hingga 12 Oktober 2020, terdapat total sebanyak 61 warga Taput terkonfirmasi positif COVID-19 yang tersebar di 10 kecamatan, dengan persentase angka kesembuhan lebih dari 50 persen.

Dari total 61 kasus terkonfirmasi positif, sebanyak 33 orang dinyatakan sembuh, 27 dalam perawatan, dan 1 orang meninggal.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020