Dirut Inalum Orias Petrus Moedak tengah mengupayakan permohonan penundaan proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Kami meminta kelonggaran untuk meminta penundaan proyek smelter yang nantinya akan berdampak pada ekspor tembaga dan juga penerimaan negara,” kata Orias Petrus dalam RDP dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Selasa (29/9).

.Baca juga: INALUM serahkan bantuan 20 ekor sapi kepada masyarakat Batu Bara

Ia mengatakan penundaan tersebut berkaitan dengan dampak adanya pandemi COVID-19 yang memukul berbagai sektor perekonomian termasuk pekerjaan lapangan.

Lebih lanjut ia menjelaskan untuk membangun smelter tersebut Inalum sudah mendapat pinjaman dari beberapa bank dengan nilai sekitar 2,8 miliar dolar AS dan sudah memasuki tahap akhir. Tetapi dengan adanya COVID-19 ini maka dilakukan penjadwalan kembali.

Baca juga: Inalum launching desa binaan agriwisata di sekitar jalur transmisi

Pada jadwal pertama seharusnya smelter tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2023, namun dengan penundaan tersebut, ia memperkirakan akan selesai setidaknya pada tahun 2024.

Sebelumnya Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta proyek strategis pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) PT Freeport di Gresik, Jawa Timur, dipercepat penyelesaiannya agar segera memberi manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.

Pembangunan smelter PT Freeport ini dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun dan direncanakan selesai pada akhir tahun 2023 mendatang. Investasi dari proyek ini adalah senilai 3 miliar dolar AS.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020