Kasus virus corona di Amerika Latin, kawasan dengan infeksi terbesar di dunia, menyentuh angka delapan juta pada Kamis (10/9) meski ada indikasi bahwa penyebaran virus kini melandai di sejumlah negara.

Selama sepekan terakhir, rata-rata kasus harian di kawasan tersebut turun menjadi 67.173 hingga Rabu (9/9) dibandingkan 80.512 kasus pada pekan sebelumnya, menurut hitungan Reuters, yang berdasarkan pada data pemerintah.

Baca juga: KPU akui hemat Rp600 miliar gegara Kemenkes turunkan tarif tes COVID

Brazil, yang mengalami wabah terparah di kawasan tersebut, masih berada di urutan teratas Amerika Latin untuk kasus dan kematian COVID-19, dengan total 4,2 juta infeksi dan 128.000 lebih kematian.

Akan tetapi, pejabat Brazil mencatat penurunan infeksi dalam beberapa hari belakangan.

Baca juga: UI kembangkan vaksin DNA dan RNA untuk COVID-19

Pada Kamis, Brazil melaporkan 40.557 kasus baru, sehingga jumlah kasus di Amerika Latin menyentuh angka delapan juta.

Penurunan rata-rata kasus COVID-19 juga terjadi di Peru, Kolombia dan Meksiko, negara-negara dengan kasus tertinggi setelah Brazil.

Lebih dari 900.000 orang di seluruh dunia meninggal karena COVID-19, dengan Amerika Serikat, Brazil, India serta Meksiko mencatat kematian terbanyak.

Tak sedikit pemimpin Amerika Latin kini berjuang meminimalisasi dampak ekonomi akibat pandemi, yang telah memicu kemerosotan finansial terbesar di banyak negara.

Sektor pariwisata kawasan itu diperkirakan merugi sekitar 230 miliar dolar AS (sekitar Rp3.461 triliun) tahun ini, sebagai imbas dari penutupan perbatasan dan penurunan tajam perjalanan internasional.

Sumber: Reuters

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020