Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh menyebutkan abu vulkanik dari letusan Gunung Sinabung yang mengarah ke timur dan tenggara tidak sampai ke wilayah perbatasan di Provinsi Aceh.

"Meski erupsi Sinabung terbawa angin yang bertiup ke timur dan tenggara, tetapi hingga kini tak ada laporan dari wilayah perbatasan Aceh mengenai dampaknya," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Sabtu (8/8).

Ia menyebut, sedikitnya terdapat tiga kabupaten di provinsi paling barat Indonesia berbatasan dengan Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Baca juga: Gunung Sinabung kembali erupsi, pertama di masa pandemi

Baca juga: Empat kecamatan terdampak abu vulkanik Gunung Sinabung

Di wilayah pesisir barat-selatan Aceh, terang dia, berbatasan dengan Aceh Singkil, sedangkan wilayah tengah Aceh ada Aceh Tenggara, dan terakhir pesisir timur Aceh berbatasan dengan Aceh Tamiang.

"Dari ketiga daerah di Aceh itu, terutama dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat belum ada dampak (abu) vulkanik Sinabung," tegas Zakaria.

Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhamad Nurul Assori, menyebut, sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terkena dampak letusan Gunung Sinabung yang menyemburkan abu vulkanik setinggi 2.000 meter, Sabtu dini hari ini.

Baca juga: BPBD imbau masyarakat jauhi zona merah Gunung Sinabung

Baca juga: Pemkab Karo bersihkan abu vulkanik Gunung Sinabung di sejumlah lokasi

"Wilayah yang terdampak abu vulkanik Gunung Sinabung, yakni Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Berastagi, Kecamatan Simpang 4, dan Kecamatan Merdeka," katanya.

Gunung Sinabung pada Sabtu, pukul 01.58 WIB kembali meletus dengan tinggi kolom abu yang teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak gunung tersebut atau kurang lebih 4.460 meter di atas permukaan laut.

Erupsi kali ini merupakan yang pertama di masa pandemi COVID-19, setelah erupsi terakhir pada 9 Juni 2019 dengan melontarkan abu vulkanik kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau 9.460 meter di atas permukaan laut.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020