Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pandemi COVID-19 bukan menjadi halangan untuk terus melakukan pengembangan kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara.
Hal itu ditunjukkan dengan penyerahan santunan atas pembebasan lahan Otoritatif Danau Toba dan pemancangan tiang pertama pengembangan 10 desa wisata Kawasan Pariwisata Danau Toba, Jumat (10/7/2020).
"Dua capaian ini merupakan bukti bahwa pandemi COVID-19 itu bukanlah menjadi suatu halangan untuk kita bisa berbuat," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/7).
Baca juga: Aksi bersih Danau Toba di era normal baru
Luhut menuturkan proses penyelesaian masalah lahan itu juga telah lama dimulai sejak 2018.
Ia bersyukur karena dana santunan sebesar Rp26 miliar bagi masyarakat di atas lahan 279 hektare tersebut ini dapat disalurkan.
"Ini saya kira langkah yang sangat baik bahwa pemerintah peduli kepada rakyatnya," ungkapnya.
Baca juga: Pelaku pariwisata dukung new normal di Parapat
Dengan selesainya permasalahan pada lahan tahap pertama ini, Luhut berharap agar proses pembangunan dan investasi dapat berjalan dengan cepat.
"Hal ini tentu akan mengakselerasi perkembangan pariwisata sehingga dampaknya dapat segera dirasakan oleh rakyat," tuturnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai destinasi superprioritas, karenanya percepatan pembangunan di kawasan ini menjadi hal yang utama.
"Pembangunan tersebut tidak hanya infrastruktur, namun juga pada aspek sosial budaya masyarakat dan aspek kelestarian lingkungan," jelasnya.
Luhut memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran PT Pertamina (Persero) atas dukungannya melalui program pembangunan toilet berstandar internasional di kawasan wisata Danau Toba, pembinaan produk olahan desa untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, dan penyaluran BBM ke desa-desa melalui lembaga penyalur Pertamina berskala kecil atau Pertashop.
Selain itu, apresiasi juga diberikan Luhut kepada direktur PT Pegadaian (Persero) atas program memilah sampah menabung emas, dan penyediaan fasilitas tempat sampah di 10 Desa Wisata Kawasan Danau Toba yang merupakan terobosan baru.
Hal itu juga dinilai bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan menyukseskan program Indonesia Bersih 2025.
"Saya berharap agar fasilitas itu dapat kita pelihara, agar fasilitas ini dirawat, dibangun sistemnya sehingga itu bisa dimanfaaatkan," katanya.
Luhut mengingatkan kebersihan menjadi kunci terpenting dalam pariwisata karena turis akan datang kalau melihat daerah tersebut siap dan bersih.
"Meski sudah dibangun dengan dana yang cukup besar, namun jika tidak terpelihara dan tidak bersih maka wisatawan tidak akan tertarik berkunjung untuk kedua kalinya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Hal itu ditunjukkan dengan penyerahan santunan atas pembebasan lahan Otoritatif Danau Toba dan pemancangan tiang pertama pengembangan 10 desa wisata Kawasan Pariwisata Danau Toba, Jumat (10/7/2020).
"Dua capaian ini merupakan bukti bahwa pandemi COVID-19 itu bukanlah menjadi suatu halangan untuk kita bisa berbuat," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/7).
Baca juga: Aksi bersih Danau Toba di era normal baru
Luhut menuturkan proses penyelesaian masalah lahan itu juga telah lama dimulai sejak 2018.
Ia bersyukur karena dana santunan sebesar Rp26 miliar bagi masyarakat di atas lahan 279 hektare tersebut ini dapat disalurkan.
"Ini saya kira langkah yang sangat baik bahwa pemerintah peduli kepada rakyatnya," ungkapnya.
Baca juga: Pelaku pariwisata dukung new normal di Parapat
Dengan selesainya permasalahan pada lahan tahap pertama ini, Luhut berharap agar proses pembangunan dan investasi dapat berjalan dengan cepat.
"Hal ini tentu akan mengakselerasi perkembangan pariwisata sehingga dampaknya dapat segera dirasakan oleh rakyat," tuturnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai destinasi superprioritas, karenanya percepatan pembangunan di kawasan ini menjadi hal yang utama.
"Pembangunan tersebut tidak hanya infrastruktur, namun juga pada aspek sosial budaya masyarakat dan aspek kelestarian lingkungan," jelasnya.
Luhut memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran PT Pertamina (Persero) atas dukungannya melalui program pembangunan toilet berstandar internasional di kawasan wisata Danau Toba, pembinaan produk olahan desa untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, dan penyaluran BBM ke desa-desa melalui lembaga penyalur Pertamina berskala kecil atau Pertashop.
Selain itu, apresiasi juga diberikan Luhut kepada direktur PT Pegadaian (Persero) atas program memilah sampah menabung emas, dan penyediaan fasilitas tempat sampah di 10 Desa Wisata Kawasan Danau Toba yang merupakan terobosan baru.
Hal itu juga dinilai bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan menyukseskan program Indonesia Bersih 2025.
"Saya berharap agar fasilitas itu dapat kita pelihara, agar fasilitas ini dirawat, dibangun sistemnya sehingga itu bisa dimanfaaatkan," katanya.
Luhut mengingatkan kebersihan menjadi kunci terpenting dalam pariwisata karena turis akan datang kalau melihat daerah tersebut siap dan bersih.
"Meski sudah dibangun dengan dana yang cukup besar, namun jika tidak terpelihara dan tidak bersih maka wisatawan tidak akan tertarik berkunjung untuk kedua kalinya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020